Cara Membuat Urban Farming

Cara Membuat Urban Farming: Pengertian, Metode, Komoditas


DoCheckers, bagi kamu yang gemar bercocok tanam namun tinggal di kawasan perkotaan, urban farming menjadi solusi terbaik! Namun, bagaimana cara membuat urban farming? MinCheck akan bagikan cara membuat urban farming mulai dari lahan yang cocok hingga komoditas yang umumnya digunakan.

Pengertian Urban Farming

Cara Membuat Urban Farming di Rumah
Cara Membuat Urban Farming di Rumah (Foto Los Muertos Crew via Pexels)

Sebelum menelusuri urban farming lebih jauh, DoChecker tahu tidak apa itu urban farming? Urban farming berasal dari kata urban dan farming. Menurut kamus Cambridge, farming adalah bisnis atau kegiatan dalam merawat hewan ternak, tanaman, dan lain-lain di peternakan. Sementara, urban menurut kamus Cambridge adalah kota.

Farming diasosiasikan dengan kegiatan yang dilakukan di peternakan. Perawatan hewan ternak di kandang dan menanam tanaman di kebun yang luas. Oleh sebab itu, farming umumnya dilakukan di pedesaan yang memiliki lahan yang lebih luas.

Namun, konsep urban farming menawarkan solusi farming bagi kamu yang tinggal di kawasan perkotaan. Maka, urban farming adalah kegiatan dalam menggunakan kembali lahan hijau yang berada di kawasan perkotaan untuk dijadikan tempat merawat tanaman dan bahkan hewan. Melansir dari laman resmi Kementerian Pertanian, urban farming adalah usaha pertanian yang dilakukan dengan memanfaatkan lahan-lahan terbuka di sekitar masyarakat dalam kawasan perkotaan.

Sementara melansir buku Plant Factory, urban agriculture atau urban farming adalah praktik pertanian di kawasan perkotaan dan daerah sekitarnya. Urban farming melibatkan hortikultura, peternakan, akuakultur, dan praktik lain untuk menghasilkan makanan segar atau produk pertanian lainnya.

Nah, DoCheckers juga mungkin kerap mendengar vertical farming ketika membahas terkait pemanfaatan lahan yang tidak luas seperti di perkotaan. Akan tetapi, urban farming dan vertical farming berbeda, lho.

Melansir dari laman Impactful Ninja, urban farming dan vertical farming merupakan jenis pertanian yang ditemukan di kawasan perkotaan. Vertical farming adalah pertanian dengan melibatkan penumpukan produksi di ruang vertikal. Sebagian urban farming menggunakan solusi vertical farming untuk memaksimalkan lahan yang cenderung sempit. Maka, beberapa urban farming memanfaatkan solusi vertical farming tetapi tidak semua urban farming merupakan vertical farming.

Baca juga: 7 Cara Menanam Pohon yang Benar, Yuk Simak Langkah-langkahnya!

Cara Membuat Urban Farming

Urban farming dapat dilakukan pada berbagai jenis lahan, lho. Taman, perkarangan rumah, dan bahkan di rooftop dapat dimanfaatkan sebagai lahan urban farming. Lantas bagaimana cara membuat urban farming tersebut, ya? Mencakup vertical farming, terdapat beberapa cara lain yang umumnya digunakan untuk urban farming, DoCheckers! Terdapat beberapa cara yang umumnya digunakan untuk melakukan urban farming antara lain,

1. Vertical Farming atau Vertikultur

Cara Membuat Urban Farming dengan Vertikultur
Cara Membuat Urban Farming dengan Vertikultur (Foto Pragyan Bezbaruah via Pexels)

Cara membuat urban farming menggunakan vertical farming adalah menanam tanaman dengan posisi vertikal atau tegak lurus. Vertical farming memanfaatkan ruang yang terbatas untuk menghasilkan hasil yang maksimal.

Pada umumnya, vertical farming menggunakan rak, kayu palet yang digantung pada dinding, hingga pipa paralon yang disusun bertingkat. Cara vertical farming digunakan karena tidak banyak tanaman yang membutuhkan banyak ruang vertikal untuk tumbuh.

Melansir dari laman Bowery Farming, vertical farming dapat dibuat di berbagai lokasi tanpa memandang kualitas tanah pada lokasi tersebut. Maka, vertical farming cocok digunakan di kawasan perkotaan dan dapat menyuplai tanah dengan kualias yang baik dari lokasi lain.

2. Hydroponics atau Hidroponik

Hydroponics adalah cara menanam tanaman tanpa menggunakan tanah. Tanaman ditanam menggunakan media air dengan menambahkan kebutuhan nutrien di dalamnya. Cara hydroponics dilakukan ketika kondisi tidak memungkinkan untuk menanam dengan media tanah.

Cara membuat urban farming menggunakan hydroponics dinilai dapat menghemat air yang digunakan dalam menanam. Melansir dari laman Grocycle, pada proses merawat tomat dibutuhkan sekitar 400 liter air. Sementara perawatan tomat dengan menggunakan cara hydroponics hanya membutuhkan 70 liter air.

3. Backyard Gardens

Bagi kamu yang memiliki backyard atau halaman belakang, backyard garden dapat menjadi pilihan urban farming, lho. Cara membuat urban farming dengan pendekatan kebun halaman belakang ini pada dasarnya adalah memanfaatkan sudut taman rumah menjadi lahan pertanian.

Sebagian besar rumah memiliki sudut di halaman luar yang tidak terpakai. Daripada halaman kamu dipenuhi oleh rumput liar, kamu dapat memanfaatkannya menjadi lahan untuk menanam berbagai komoditas.

Backyard gardens juga dapat bermanfaat sebagai lahan untuk merawat hewan seperti ayam dan sarang lebah madu. Maka, halaman rumah tidak hanya dimanfaatkan untuk lahan pertanian juga untuk lahan merawat hewan ternak.

Selain dapat sekaligus merawat sudut rumah agar tidak terbengkalai, kamu juga dapat berbagi dengan tetangga atau bahkan menjual hasil panen hanya dari halaman rumah. Halaman terawat dan dapat menjadi ide bisnis dari rumah!

4. Rooftop Gardens

DoCheckers, tempat tinggal kamu tidak memiliki halaman? Tidak perlu khawatir, kamu juga dapat bercocok tanam di atap alias rooftop. Cara membuat urban farming dengan metode rooftop gardens adalah memanfaatkan atap atau rooftop sebagai lahan bercocok tanam.

Melansir dari laman Conserve Energy Future, rooftop gardens memiliki kelebihan yaitu berkontibusi dalam mengurangi temperatur kawasan perkotaan yang cenderung panas. Selain itu, rooftop gardens juga bermanfaat dalam meningkatkan kualitas udara.

Manfaat Urban Farming

Urban farming memiliki berbagai manfaat baik dari segi ekonomi, kesehatan, lingkungan, dan peningkatan skills. Berikut beberapa manfaat urban farming yang dapat DoCheckers rasakan,

1. Manfaat Ekonomi

Salah satu manfaat dari urban farming dapat dilihat dari segi ekonomi. Hasil yang diperoleh dari berbagai cara membuat urban farming dapat menjadi produk dalam berjual beli, lho. Kamu dapat menjual hasil panen atau mengolah hasil panen itu terlebih dahulu.

Meskipun apabila tidak menjadi produk jual beli, urban farming tetap bermanfaat secara segi ekonomi. Hal tersebut karena kamu dapat memanfaatkan hasil dari urban farming untuk makan sehari-hari sehingga lebih hemat. Kamu dapat memperoleh lebih banyak bahan baku dengan modal yang lebih sedikit.

Baca juga: Kiat Sukses Mendirikan Bisnis dari Hobi ala Calvin Hadi

2. Manfaat Kesehatan

Selaras dengan manfaat kesehatan, hasil dari urban farming yang dapat dikonsumsi sehari-hari tersebut juga lebih sehat, lho. Bercocok tanam dalam skala kecil dan mengawasi prosesnya sendiri dapat membantu menjamin kualitas tanaman seperti terhindar dari insektisida dan bahan pengawet.

Selain itu, bercocok tanam juga bermanfaat bagi kesehatan dalam segi mental. Bercocok tanam membuat pikiran menjadi lebih fresh dan terhindar dari stress, DoCheckers!

Baca juga: 5 Hobi Terbaik Untuk Melepas Stres, Wajib Dicoba!

3. Manfaat Lingkungan

Melansir dari laman Conserve Energy Future, berbagai cara membuat urban farming memiliki manfaat dalam segi lingkungan antara lain mengurangi limpasan air hujan, meningkatkan kualitas udara dan temperatur perkotaan, pengendalian hama secara organik, pelestarian tanaman, pengembangan tanaman baru, dan mengurangi jejak karbon.

Oleh sebab itu, urban farming juga dapat membuat lingkungan sekitar rumah kamu menjadi sejuk dan asri. Eits, lingkungan yang asri juga dapat mendatangkan berbagai serangga seperti kupu-kupu dan capung, lho.

4. Manfaat untuk Self Development

Pada proses melakukan urban farming, kamu secara tidak langsung mempelajari hal baru dan mengasah kemampuan, DoCheckers. Mencoba urban farming dimulai dari rumah bukan tidak mungkin justru menumbuhkan kemampuan alias skill lain dalam diri kamu, lho.

Selain itu, kamu juga dapat menumbuhkan perasaan kreatif dan disiplin. Kreatif dalam berinovasi untuk menggunakan berbagai cara membuat urban farming serta disiplin untuk konsisten.

Baca juga: 10 Soft Skill yang Dibutuhkan dalam Dunia Kerja Supaya Sukses

Komoditas Tanaman Urban Farming

DoCheckers, apakah kamu mulai tertarik untuk melakukan urban farming? Terdapat beberapa komoditas tanaman yang cocok sesuai dengan cara membuat urban farming tersebut. Berikut beberapa rekomendasi tanaman yang dapat kamu gunakan dalam membuat urban farming.

1. Tanaman untuk Vertical Farming atau Vertikultur

Melansir dari dokumen pada laman Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Pertanian, tanaman yang dicocok untuk dikembangkan dalam metode vertical farming atau vertikultur adalah selada, kangkung, pokcoy, bayam, caisim, tomat, pare, katuk, kacang panjang, kemangi, mentimun, dan berbagai tanaman sayuran daun.

2. Tanaman untuk Hidroponik

Sementara pada metode hidroponik, terdapat beberapa tanaman yang dapat dibudidayakan. Melansir dari laman Center for Agriculture, Food, and the Environment Universitas Massachusetts Amherst, beberapa tanaman yang cocok untuk hidroponik antara lain daun selada, tomat, paprika, stroberi, selada air, seledri, dan berbagai tanaman lain.

3. Tanaman untuk Rooftop Gardens

Sementara tanaman untuk rooftop sama halnya seperti pada metode lain. Melansir dari Ruaf Foundation, tanaman yang dapat dibudidayakan di rooftop juga mencakup edible flowers alias bunga yang dapat dikonsumsi dalam sajian untuk mempercantik makanan, lho.

Nah, MinCheck sudah bagikan terkait cara membuat urban farming beserta lengkap dengan rekomendasi tanaman dalam urban farming tersebut. Kira-kira DoCheckers sudah siap untuk membuat urban farming belum?

Melansir dari laman Earth, langkah-langkah yang dapat kamu lakukan untuk memulai membuat urban farming adalah riset, membuat perencanaan dana, dan membuat jadwal. Jadwal atau schedule digunakan untuk mencatat waktu tanam hingga panen, membuat jadwal untuk menyiram tanaman, dan memastikan bahwa proses tanam telah sesuai.

DoCheckers dapat memanfaatkan aplikasi DoCheck, yaitu social to-do list pertama di Indonesia yang telah tersedia di Play Store dan App Store sehingga kamu dapat menuliskan perencanaan untuk membuat urban farming hingga masa panen tiba. Selain itu, kamu juga dapat membagikannya dengan teman, lho. Yuk, buat rencana urban faming kamu terwujud dengan DoCheck!


Terbaru

Kategori

Scroll to Top