10 Jenis Model Bisnis yang Paling Sering Dipakai dan Manfaatnya


Sebelum memulai usaha, sejatinya kamu perlu mengetahui terlebih dahulu soal jenis model bisnis apa yang akan kamu jalankan. Memilih model bisnis yang tepat dapat membantu bisnismu lebih cepat berkembang, lho. Bahkan, sebenarnya kamu bisa menggabungkan berbagai model bisnis sesuai kebutuhan. Hal ini sebenarnya merupakan salah satu fundamental dalam urusan bisnis, tapi MinCheck yakin belum banyak di antara kamu yang mengetahui soal berbagai jenis-jenis model bisnis yang ada.

Pengertian Model Bisnis

Kamu mungkin masih kebingungan dalam memahami apa itu model bisnis. Bahkan, mungkin kamu mengira bahwa model bisnis sama saja dengan perencanaan bisnis. Eits, jangan salah! Penting bagi kamu untuk paham bahwa model bisnis dan perencanaan bisnis merupakan dua hal yang berbeda. Meskipun, sebenarnya masih ada sangkut-pautnya, sih.

Jadi, sederhananya model bisnis adalah rangkaian cara perusahaan kamu dalam menghasilkan keuntungan atau laba secara umum. Sementara itu, perencanaan bisnis atau business plan adalah bagaimana cara perusahaanmu agar bisa merealisasikan model bisnis yang telah ditetapkan. Menurut laman Investopedia, konsep mengenai model bisnis sendiri meliputi beberapa hal, di antaranya adalah:

  1. Produk atau jasa apa saja yang disediakan oleh bisnismu;
  2. Mana saja target pasar yang kamu tuju;
  3. Anggaran bisnis yang kamu butuhkan.

Jenis-jenis Model Bisnis

Salah satu hal yang cukup rumit dipahami soal konsep model bisnis adalah karena jenisnya yang beragam. Sebenarnya, beberapa di antaranya sudah cukup umum, contohnya seperti franchise, retail, subscription, dan lain-lain. Namun, mungkin saja kamu tidak sadar bahwa itu sebenarnya merupakan jenis model bisnis. Apa saja contohnya? Simak yang berikut ini, yuk!

1. Model Bisnis Perusahaan Manufaktur

Model bisnis perusahaan manufaktur banyak dijumpai di Indonesia.
Model bisnis perusahaan manufaktur banyak dijumpai di Indonesia. (Gambar Kateryna Babaieva via Pexels)

Jenis model bisnis yang satu ini merupakan salah satu yang cukup konvensional di dunia produksi bisnis. Dilansir dari laman Accurate, model ini memungkinkan perusahaan untuk menciptakan produk akhir dari bahan baku dengan memanfaatkan berbagai teknologi untuk disalurkan kepada konsumen, maupun kepada pihak bisnis lainnya. Jadi, model bisnis ini memungkinkan kamu sebagai pemilik bisnis untuk menjalin hubungan kerja sama bisnis dengan perusahaan lain. Hal ini dapat menjadi keuntungan tersendiri apabila kamu memilih partner bisnis yang tepat, lho!

Baca juga: 5+ Tips Ampuh Memilih Partner Bisnis Biar Gak Kegocek

Tahapan dalam perusahaan manufaktur ini biasanya cukup kompleks, terutama dari segi produksi karena harus memastikan kualitas produk yang dibuat sudah maksimal. Secara jenisnya, perusahaan manufaktur terbagi menjadi tiga jenis, yakni:

  • Make-to-Stock (MTS), yakni perusahaan manufaktur yang melakukan produksi hingga menyediakan stok barang untuk akhirnya dijual. Keunggulan dari jenis ini adalah stok barang yang selalu tersedia, namun juga memiliki akan menumpuk stok barang. Contoh dari penerapan jenis perusahaan manufaktur yang satu ini adalah perusahaan alat-alat elektronik dan perusahaan tekstil;
  • Make-to-Order (MTO), yakni perusahaan manufaktur yang melakukan penyesuaian produksi dengan permintaan yang masuk. Contoh dari jenis manufatur yang satu ini adalah perusahaan yang memproduksi kerajinan dan sejenisnya;
  • Make-to-Assemble (MTA) adalah perusahaan manufaktur yang menggabungkan model MTS dan MTO, yakni dengan menyediakan stok produksi barang yang nantinya akan dirakit sesuai dengan permintaan pelanggan.

2. Franchise atau Waralaba

Kalau model bisnis perusahaan yang satu ini kamu pasti sudah sering dengar, dong? Secara sederhana, model bisnis franchise memungkinkan kamu untuk membuka usaha tanpa perlu membangunnya dari nol. Loh, kok bisa? Pada dasarnya, perusahaan yang membuka franchise ini memberi kamu kesempatan untuk mengelola bisnis mereka hanya dengan membayar uang kompensasi. Contoh perusahaan yang menggunakan sistem ini adalah Alfamart, Indomaret, KFC, dan masih banyak lagi.

3. Distributor

Jenis model bisnis yang satu ini sifatnya hanya sebagai penghubung antara produsen atau manufaktur tertentu dengan konsumen atau pihak lainnya. Biasanya, pihak distributor menjalin kerja sama dengan pihak produsen terlebih dahulu, terutama agar bisa mendapatkan akses produk dengan lebih mudah dan murah.

Namun, biar kata distributor hanya menyalurkan barang saja, sebenarnya kontribusi yang diberikan pada rantai pasar cukup besar, lho. Pasalnya, kemampuan distributor untuk dapat menjangkau berbagai pangsa pasar ini menjadi keunggulan yang dapat dirasakan oleh berbagai pihak, utamanya produsen dan konsumen. Jadi, dapat disimpulkan bahwa seorang distributor harus cakap dalam hal strategi pemasaran.

Baca juga: Mengenal Perencanaan Strategi Pemasaran dan Tujuannya

4. Retail

Kamu mungkin lebih familiar dengan sebutan pengecer ketimbang retailer. Menurut laman Jojonomic, pengecer akan membeli produk dalam jumlah besar yang nantinya akan disalurkan kepada para konsumen secara langsung dalam jumlah kecil. Bentuk usaha retail juga bermacam, mulai dari perseorangan hingga waralaba. Contoh dari bisnis retail adalah Indomaret, Alfamart, hingga toko kelontong.

5. Model Bisnis Marketplace

Jenis model bisnis marketplace memungkinkan pihak penjual dan pembeli untuk bertemu secara daring merlalui perantara pihak ketiga. Penggunaan marketplace di Indonesia untuk bisnis sudah menjamur, terutama dalam beberapa tahun terakhir sebagai akibat dari fenomena belanja online yang terus melonjak. Kamu sebagai penjual pun bisa memanfaatkan berbagai marketplace di Indonesia yang banyak tersedia dengan berbagai keunggulan masing-masing.

Baca juga: 5 Marketplace di Indonesia yang Cocok untuk Mulai Jualan!

6. Dropship

Dropship merupakan salah satu model bisnis.
Dropship merupakan salah satu model bisnis. (Gambar fauxels via Pexels)

Dropship adalah salah satu contoh model bisnis yang banyak dilakukan secara online saat ini. Bahkan, model yang satu ini cukup menjanjikan buat kamu yang baru mau memulai usaha, lho! Pasalnya, sistem dropship ini memungkinkan kamu untuk menjalankan bisnis dengan modal seminimal mungkin, bahkan bisa tanpa modal. Menggiurkan banget nggak, tuh? Hal ini dikarenakan sistem dari dropship sendiri yang hanya menghubungkan penjual dan calon pembeli.

Misalnya nih, ada pelanggan yang mau beli suatu produk dan kebetulan melihat lapak kamu. Nah, kamu sebagai seorang dropshipper hanya tinggal menghubungi pihak supplier untuk kemudian mengirimkan barang.

7. Afiliasi

Dilansir dari laman Niagahoster, program afiliasi merupakan salah satu jenis model bisnis yang mewajibkan kamu untuk menyebarluaskan produk ataupun layanan yang ditawarkan pihak pemilik. Biasanya, kamu sebagai seorang afiliator akan diberi kebebasan untuk melakukan promosi, baik dari segi konten maupun media promosi yang digunakan. Sementara itu, sumber penghasilan yang bisa kamu dapatkan dari program afiliasi merupakan komisi dari penjualan produk. Maka dari itu, kamu perlu melakukan promosi dengan begitu efektif agar bisa membantu pemilik bisnis meningkatkan penjualan.

Baca juga: 5+ Tips Promosi Produk Paling Efektif Meningkatkan Penjualan

8. Freemium

Apakah kamu pernah menggunakan aplikasi atau tools yang perlu melakukan pembayaran terlebih dahulu agar dapat mengakses fitur yang lebih lengkap? Hal demikian merupakan implementasi jenis model bisnis digital yang disebut freemium alias setengah gratis, setengah bayar. Umumnya, model bisnis seperti ini digunakan pada aplikasi atau layanan tertentu, contohnya adalah Spotify dan Canva.

9. Subscription

Dilansir dari laman Glints, cara kerja model bisnis subscription adalah dengan meminta pelanggan untuk membayar biaya berlangganan agar bisa mendapatkan akses produk. Pada dasarnya, jenis model bisnis digital yang satu ini hampir mirip dengan freemium. Faktor yang membedakan subscription dari freemium adalah tidak ada atau minimnya akses fitur gratis. Salah satu produk yang paling terkenal dengan sistem subscription miliknya adalah Netflix.

10. Bricks and Clicks

Model bisnis perusahaan yang satu ini menggabungkan antara bisnis secara offline dan online secara bersamaan. Hal ini bertujuan untuk menerima sebanyak mungkin pelanggan dari kedua metode berjualan tersebut. Menurut laman Indeed, model bisnis bricks and clicks memungkinkan para pelanggan untuk mendapatkan kemudahan akses produk, sedangkan penjual juga dapat menyebarkan produknya kepada market yang lebih luas. Namun, penerapan metode ini juga memerlukan operasional yang baik.

Contoh Model Bisnis Perusahaan di Indonesia

Contoh penerapan model bisnis perusahaan di Indonesia
Contoh penerapan model bisnis perusahaan di Indonesia. (Gambar Rebrand Cities via Pexels)

Setalah MinCheck membagikan pengetahuan soal jenis-jenis model bisnis, mungkin sekarang kamu bertanya-tanya soal contoh model yang digunakan oleh berbagai perusahaan. Pas banget, nih, soalnya MinCheck sudah siapkan contohnya buat kamu, loh. Simak contohnya berikut ini, yuk!

Indomaret

Siapa sih yang nggak familiar dengan minimarket yang satu ini? Yups, Indomaret merupakan salah satu contoh perusahaan yang menerapkan berbagai model bisnis. Pada dasarnya, Indomaret merupakan sebuah retailer. Namun, mereka juga membuka kesempatan untuk membuka franchise. Komplet banget, kan? Namun, kerennya Indomaret nggak cukup sampai di situ aja, DoCheckers.

Kini mereka juga mempunyai e-commerce tersendiri yang diberi nama Klik Indomaret. Hal ini turut menandakan bahwa mereka menjalankan model bisnis bricks and clicks. Eits, masih ada lagi yang lainnya, lho! Kalau kalian berbelanja di cabang Indomaret mana pun, kamu pasti akan mendapatkan pertanyaan mengenai membership Indomaret. Membership ini hanya perlu digunakan untuk berbelanja, lalu kamu berkesempatan untuk mendapatkan berbagai diskon dan penawaran menarik lainnya. Bisa dibilang bahwa membership ini juga termasuk ke dalam model bisnis freemium.

Manfaat Menerapkan Model Bisnis

Nyatanya, menerapkan jenis model bisnis yang tepat akan mendatangkan berbagai manfaat untuk bisnis kamu, loh! Yuk, simak manfaatnya berikut ini!

  1. Mempermudah kamu dalam menentukan strategi bisnis yang tepat;
  2. Kemampuan untuk bersaing dengan para kompetitor;
  3. Berkesempatan untuk mendapat suntikan dana dari investor;
  4. Membangun fondasi bisnis yang kuat dan sustainable;
  5. Terciptanya manajemen bisnis yang baik.

Ternyata cukup banyak ya jenis-jenis model bisnis yang ada. Model bisnis itu bisa disesuaikan dengan berbagai kebutuhan bisnis yang kamu jalankan. Bahkan, kamu bisa menggunakan lebih dari satu model seperti yang dilakukan Indomaret untuk meneysuaikan bisnis dengan pasar. Biasanya, para pemula dalam hal bisnis kerap melewatkan model bisnis apa yang akan digunakan karena tidak membuat perencanaan dulu, nih. Nah, agar kamu dapat hidup lebih produktif dan teratur, MinCheck sarankan kamu untuk menggunakan aplikasi DoCheck.

DoCheck adalah social to-do list app pertama di Indonesia. Di dalamnya, ada berbagai fitur yang pastinya keren dan canggih, seperti reminder, repeat tasks, kerja sama bareng teman, dan lain-lain. Bahkan, kamu bisa mendapatkan rekomendasi goals dari para KOL yang kece-kece, lho! Yuk, download DoCheck di Play Store dan App Store sekarang juga.


Terbaru

Kategori

Scroll to Top