Pernahkah kamu mendengar konsep tentang metode AIDA pada copywriting? atau konsep tentang copywriting itu sendiri? Jadi, copywriting merupakan skill yang dimiliki seseorang untuk menulis promosi penjualan dan materi pemasaran, baik untuk produk, layanan, kampanye, penggalangan dana dan lainnya. Orang yang biasa menulis copy disebut copywriter.
Tujuan dari penulisan copy, yaitu untuk membujuk orang lain agar mengambil tindakan, misalnya membeli sesuatu, memasukkan alamat email, menyumbangkan uang, atau mengklik sebuah tombol. Jika kamu bekerja di dunia periklanan dan marketing, skill copywriting ini sangat dibutuhkan untuk meningkatkan penjualan. Selain itu untuk mencapai hasil maksimal, dibutuhkan pula metode sebagai penunjang keberhasilan copywriting, salah satunya metode AIDA.
Pengertian AIDA
Apa itu AIDA? Metode AIDA singkatan dari attention, interest, desire dan action. Konsep dari AIDA pertama kali dibuat pada tahun 1898 oleh Elias St. Elmo Lewis, dalam upaya untuk menjelaskan cara kerja penjualan yang dilakukan pribadi. Dengan menggunakan metode AIDA, tulisan pada konten akan berkesan, menarik minat, dan menjadi terpengaruh lewat konten tersebut.
Metode AIDA adalah model marketing untuk mengidentifikasi setiap tahapan kognitif yang dialami oleh seseorang dalam tahap pembelian suatu produk atau layanan. Menurut Elias St. Elmo Lewis, model AIDA adalah cara dalam menarik perhatian publik ketika memberikan suatu informasi dan mengubah pembaca menjadi potential customer.
Tahapan AIDA Model Marketing
Berikut ini penjelasan lebih lanjut tentang metode AIDA pada copywriting, yang akan membantu kamu membuat tulisan yang menarik untuk meningkatkan penjualan:
1. Attention
Attention dapat diartikan bahwa tulisan (copy), harus bisa menarik perhatian pembaca saat pertama kali melihat konten tersebut. Hal yang dapat menarik pembaca diawal saat melihat konten, bisa terdapat pada judul/headline, kalimat pembuka ataupun gambar/ilustrasi. Contoh copy yang menggambarkan konsep attention untuk bisnis fashion, misalnya “Ingin Tampil Cantik Saat Hari Raya? Yuk, Intip 9 Gaya Hijab Ini!”
Konten yang menarik perhatian juga merupakan konten yang relevan dengan pembacanya. Misalnya, konten dibuat dengan target pembaca berusia 17-30 tahun, maka copy pada konten menggunakan bahasa yang casual, santai, tapi tetap sopan. Konsep attention ini pada dasarnya bertujuan untuk memperkenalkan atau membuat konsumen sadar akan suatu brand, bahwa brand tersebut mempunyai produk atau layanan tertentu.
2. Interest
Setelah mendapat perhatian (attention) target pembaca, konsep selanjutnya adalah interest. Kamu bisa menyajikan konten dengan hal-hal yang membuat pembaca ingin terus melihat dan penasaran dengan konten tersebut. Untuk menarik perhatian, kamu bisa gunakan informasi/fakta pendukung, statistik, dan studi kasus.
Contoh copy pada konten yang bisa menarik pembaca, misalnya “Dapatkan kulit cerah merona, hanya dengan dua minggu pemakaian serum X”. Kalimat ini bisa disertakan dengan hasil penelitian atau uji laboratorium. Copy untuk konsep interest juga dapat mempengaruhi masalah pribadi konsumen, seolah-olah konten tersebut hanya ditujukan secara personal kepada setiap calon konsumen dan bukan orang lain.
3. Desire
Konsep desire mirip dengan interest, tapi desire akan akan lebih menunjukkan kepada konsumen, tentang bagaimana produk atau jasa yang ditawarkan dapat memecahkan masalah mereka. Copy untuk konsep desire juga bisa mencantumkan manfaat yang akan dihasilkan dari produk atau jasa tersebut. Bisa juga dengan menambahkan konten before after penggunaan produk atau jasa, untuk lebih meyakinkan konsumen.
Dalam promosi produk atau jasa, menampilkan fitur memang penting (misalnya: kandungan produk), namun jika tanpa manfaat, maka akan sulit dipahami calon konsumen. Contoh copy yang menggambarkan konsep desire, misalnya “Diperkaya dengan jojoba oil yang membuat kulit kamu sehat dan mulus”. Jika konsumen sudah sampai tahap desire, maka selanjutnya akan melakukan action dan produk kamu akan berhasil terjual.
4. Action
Konsep action pada metode AIDA, sering disebut sebagai call to action (CTA). Alasannya karena action dibuat untuk memberikan pernyataan atau ajakan langsung untuk konsumen. Contohnya pada aplikasi streaming film online netflix. Aplikasi netflix menggunakan teks persuasive untuk meyakinkan konsumen agar mencoba free trial dan merasakan pengalaman menggunakan aplikasi netflix.
Netflix membuat copy yang mengkomunikasikan pada konsumen bahwa betapa mudah dan nyamannya menggunakan aplikasi mereka, lalu memberikan urgensi untuk mencoba uji coba gratis. Sebuah iklan atau promosi yang memiliki pesan urgensi akan memotivasi konsumen untuk membeli dan menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan secepatnya. Biasanya copywriter akan membuat copy dengan urgensi bahwa produk atau jasa, hanya ditawarkan dalam waktu terbatas (limited edition).
Baca Juga: Kenali Perbedaan Content Writer, Copywriter, dan UX Writer
Nah, setelah paham dengan metode AIDA, semoga kamu bisa langsung mempraktikkan konsep-konsepnya, seperti attention, interest, desire, dan action. Jangan ragu untuk terus belajar dan mencoba hal baru, ya. Kalau kamu ingin melakukan pengembangan diri dengan menuliskan to-do list, tentang konsep dari metode AIDA mana yang sudah dipahami, DoCheck punya aplikasinya, loh. Yuk, langsung download aja di Play Store sekarang, Gratis!