Sebagian orang mungkin sudah familiar dengan to-do list. Banyak sumber yang mengatakan bahwa menulis apa saja yang akan kamu lakukan, dapat meningkatkan produktivitas. Tapi, kamu tahu gak sih ada versi kebalikan dari to-do list yang bernama not-to-do list?
Apa Itu Not-to-do List?
Kamu salah jika mengira not-to-do list adalah sebuah daftar kebiasaan buruk atau perilaku negatif yang ingin kamu hentikan maupun hindari. Kamu perlu ingat bahwa daftar ini adalah kebalikan dari to-do-list. Maka dari sini, sebenarnya kamu bisa tahu apa maksud dari hal tersebut.
Not-to-do list adalah daftar tugas yang tidak harus kamu lakukan karena tidak memberikan progres yang signifikan atau bahkan tidak berdampak sama sekali terhadap goals kamu. Tugas-tugas ini bisa berasal dari keinginan diri sendiri maupun atas permintaan orang lain.
Nah, kemudian tugas-tugas ini harus dikemanakan? Kamu bisa “menghapusnya” (tidak perlu dilakukan sama sekali) atau mempercayakan orang lain untuk melakukannya. Dengan begitu, fokusmu akan lebih baik dengan hanya melakukan tugas-tugas yang jika diselesaikan akan memberikan progres signifikan terhadap goals. Terus, kenapa sih kita perlu untuk membuat not-to-do list? Kenapa to-do list saja tidak cukup?
Mengapa Kita Perlu?
Di entah salah satu belahan bumi bagian mana, pasti ada orang yang gak enakan buat nolak orang lain. Mengatakan, “Tidak” atau “Enggak” adalah hal yang tabu bagi orang-orang tersebut. Dalam konteks pekerjaan, orang-orang seperti ini akan kesulitan untuk menolak tugas-tugas yang sebenarnya bukan tanggung jawabnya. To-do list-nya akan berantakan jika sudah seperti ini.
Hal tersebut juga bisa terjadi untuk orang-orang yang tidak bisa membedakan prioritas tugasnya dengan baik. Jelas hal ini akan berdampak buruk pada produktivitas. Maka tak heran, pada beberapa metode produktivitas, seseorang diharuskan untuk menyusun prioritas tugas. Metode tersebut antara lain adalah Most Importance Tasks (MIT) dan Getting Things Done (GTD).
Baca Juga: MIT: Apa dan Bagaimana Cara Menentukannya
Allison Rimm, seorang konsultan sekaligus pakar strategic planning mengatakan bahwa, penting untuk menyadari kalau kita itu memiliki lebih banyak hal yang harus dilakukan daripada waktu untuk melakukannya. Kesadaran ini menurutnya adalah kesadaran yang “membebaskan”, karena memaksamu untuk mengakui bahwa ada tugas-tugas dengan prioritas lebih rendah yang gak harus kamu kerjakan. Hapus tugas tersebut dan letakkan dalam not-to-do list.
To-do list yang “berantakan” dan dipenuhi oleh tugas-tugas yang sebenarnya tidak harus kamu lakukan hanya akan menimbulkan kecemasan pada saat kamu memikirkannya. Kecemasan adalah salah satu faktor penurun produktivitas. Kondisi tersebut dapat memengaruhi 56% performa di tempat kerja, 51% hubungan dengan teman kerja atau sebaya, 50% kualitas pekerjaan, dan 43% hubungan dengan atasan. Kecemasan adalah antisipasi emosional, atau pemikiran tentang sesuatu yang salah di masa depan.
Penulis buku The Joy of Strategy itu menambahkan, bahwa not-to-do list akan mencegah kamu dari membuang-buang waktu berhargamu. Daftar tersebut juga akan memberikan kejelasan mengenai apa yang harus kamu lakukan. Dengan begitu, setidaknya kecemasanmu atas hal-hal yang harus kamu lakukan dapat berkurang. Jika kamu termasuk salah satu kaum “gak enakan” atau sering overthinking mengenai kerjaan, daftar semacam ini bisa menjadi penyelamatmu!
Baca Juga: Getting Things Done: Sebuah Metode Mengorganisir Pekerjaan
Contoh Not-to-do List
Mulai sekarang, kamu harus meluangkan waktu untuk membuat not-to-do list. Coba buat skala prioritas terlebih dahulu agar lebih mudah untuk menentukan tugas atau pekerjaan apa saja yang harus masuk daftar tersebut. Dalam menentukan skala prioritas ini, kamu bisa menggunakan eisenhower matrix. Nah, berikut ini adalah contoh dari not-to-do list:
- Tidak memeriksa email langsung setelah bangun tidur atau sebelum tidur.
- Tidak ada email yang terbuka saat kerja.
- Tidak membuka media sosial saat bekerja.
- Tidak ada pertemuan tanpa agenda yang jelas.
- Tidak tidur melebihi pukul 12 malam.
- Tidak mengonsumsi makanan berat setelah pukul 7 malam.
Nah, semoga dengan contoh ini, kamu bisa lebih memahami apa itu not-to-do list. Ingat ya, kalau not-to-do list itu bukan daftar kebiasaan buruk atau perilaku negatif yang ingin kamu hentikan maupun hindari, melainkan daftar tugas yang gak harus kamu lakukan karena gak memberikan dampak yang signifikan terhadap goals kamu. Dengan daftar ini, kamu bisa lebih fokus untuk mengerjakan hal-hal yang memberikan dampak yang signifikan saja terhadap goals.
Yuk, buat not-to-do list-nya pakai aplikasi DoCheck biar makin fokus dan gak cemas! Dijamin, kamu bakal makin produktif! Tunggu apa lagi? Segera download aplikasi DoCheck sekarang di App Store dan Google Play Store. Gratis!