Pernahkah docheckers membeli sesuatu tanpa mengetahui manfaat dan tidak berpikir panjang sebelum membelinya? Jika pernah, maka perilaku ini disebut dengan impulsive buying. Impulsive buying artinya perilaku belanja tanpa pertimbabgan dna proses beprikir yang panjang.
Impulsive buying juga bisa disebut sebagai perilaku boros. Perilaku ini dapat menghambat finansial kalian dan justru menumpuk barang-barang yang kurang bermanfaat. Sebenarnya apa sih pengertian lengkap impulsive buying? Simak baik-baik penjelasannya ya!
Apa yang Dimaksud dengan Impulsive Buying?
Impulsive buying artinya belanja impulsif atau perilaku belanja berlebihan, tiba-tiba, tanpa pertimbangan, dan proses berpikir apakah kalian membutuhkannya atau tidak. Biasanya impulsive buying didasari oleh keinginan emosi semata atau hanya mengikuti tren. Terkadang juga perilaku ini bisa dipengaruhi oleh diskon yang menggiurkan, padahal kalian tidak terlalu membutuhkannya.
Artikel pada Manulife menuliskan bahwa beberapa faktor seseorang melakukan impulsive buying yaitu karena promo dan diskon iklan, kemasan produk yang menarik, keinginan pamer, rasa gengsi, dan keinginan untuk self-reward. Selain itu, impulsive buying juga bisa dipengaruhi oleh tontonan film atau serial. Faktor lainnya yaitu karena pengaruh publik figur dan memiliki keinginan untuk memiliki barang yang sama seperti mereka.
Kurangnya pemahaman mengenai kondisi finansial membuat orang mudah untuk melakukan impulse buying. Perilaku ini sangatlah merugikan diri sendiri karena tidak ada tabungan atau simpanan yang bisa digunakan untuk kondisi darurat karena sudah habis untuk membeli barang yang tidak terlalu dibutuhkan. Lalu bagaimana cara mengatasi sifat impulsive buying ini?
Cara Mengatasi Impulsive Buying
Impulsive buying sangat bertentangan dengan prinsip berhemat. Docheckers harus menghindari perilaku buruk ini jika tidak ingin boros dan berdampak pada kondisi finansial yang buruk. Bagaimana caranya? Simak cara-caranya di bawah ini!
Memikirkan Kebutuhan dan Manfaat
Sebelum memutuskan untuk membeli barang yang kalian inginkan, lebih baik untuk memikirkan apakah barang tersebut dibutuhkan atau bermanfaat atau tidak. Tunggulah beberapa hari sebelum membelinya, jika sampai beberapa hari tersebut kalian merasa membutuhkan barang yang diinginkan untuk memudahkan pekerjaan, berarti kalian benar-benar membutuhkannya.
Docheckers tidak boleh langsung membeli barang hanya karena alasan keinginan semata. Alasan tersebut justru akan membuat kondisi keuangan kalian menjadi buruk. Jika merasa tertarik, maka harus menahannya selama beberapa hari untuk memastikan bahwa kalian benar-benar membutuhkannya.
Mengingat Tujuan Keuangan
Cara mengatasi impulsive buying selanjutnya yaitu dengan mengingat kembali tujuan dari keuangan kalian. Docheckers tentunya tahu alasan menabung untuk apa. Nah, sebelum membeli barang yang diinginkan, lebih baik docheckers pikirkan keuangan kalian yang akan digunakan untuk kondisi yang lebih darurat atau sesuatu yang lebih dibutuhkan.
Menurut artikel pada Glints, dengan mengingat tujuan keuangan, maka akan memengaruhi perilaku pembelian yang akan dilakukan. Kurangi keinginan untuk membeli barang-barang yang tidak bermanfaat dan hanya akan menguras tabungan saja. Lebih baik kalian mengumpulkannya untuk membeli wishlist yang lebih dibutuhkan.
Membuat Budget dalam Periode Tertentu
Buatlah rencana pengeluaran sebagai upaya mencegah terjadinya impulsive buying. Saat alian menerima pendapatan, maka buatlah rencana pengeluaran agar kalian tetap bisa mengingat batasan pengeluaran. Membuat batasan pengeluaran akan menghindari diri dari perilaku impulsive buying.
Pembuatan rencana pengeluaran tentunya harus menitikberatkan pada tabungan. Rencanakan pengeluaran yang minimum untuk membeli sesuatu yang kurang penting. Cara ini ampuh untuk menghindari impulsive buying jika kalian bisa konsisten menjalankannya.
Membuat Daftar Belanja
Cara yang ampuh untuk menghindari perilaku impulsive buying adalah dengan membuat daftar belanja. Sebelum kalian pergi ke tempat perbelanjaan buatlah daftar belanja barang-barang yang dibutuhkan dan hindari memasukkan barang yang kurang bermanfaat. Daftar belanja ini akan membantu kalian untuk tetap konsisten berhemat dan tidak boros karena membeli barang yang kurang penting.
Utamakan kebutuhan pokok, seperti kebutuhan pangan. Selanjutnya utamakan juga kebutuhan kebersihan tubuh dan pakaian. Untuk kebutuhan pangan juga harus dipikirkan dan dibatasi apakah sudah cukup atau tidak terlalu berlebihan.
Membatasi Penggunaan E-Commerce
Penggunaan e-commerce terkadang memengaruhi kita untuk berbelanja. Sebenarnya tidak ada barang yang benar-benar kita butuhkan, tetapi halaman utama e-commerce yang menampilkan barang yang menarik biasanya akan membuat kita membelinya tanpa pikir panjang. Jika pengaruh e-commerce sudah separah ini, hal yang harus kalian lakukan adalah mengurangi akses penggunaannya.
Docheckers juga bisa menggunakan prinsip bahwa menggunakan e-commerce hanya untuk melihat-lihat saja atau hanya membukanya jika dibutuhkan. Pembatasan akses e-commerce bisa dilakukan dengan prinsip yang teguh untuk tidak mudah goyah terhadap rekomendasi barang di halaman utama. Docheckers pasti bisa melakukannya deh!
Jangan Berbelanja ketika Stress
Hindari belanja ketika kondisi kalian sedang stress! Prinsip ini harus kalian terapkan karena saat sedang stress, kalian tidak akan berpikir panjang sebelum membeli sesuatu. Pengaruh emosi akan mendorong kalian untuk melakukan impulse buying.
Stress juga akan mewajarkan perilaku impulsive buying dengan alasan self-reward. Hayo, siapa docheckers yang sering membeli sesuatu yang kurang dibutuhkan dengan alasan self-reward? Jika iya, hindari segera perilaku ini ya!
Membatasi Penggunaan Kartu Kredit
Docheckers yang menggunakan kartu kredit bisa membatasi nominalnya untuk menghindari terjadinya impulsive buying. Ketika docheckers sudah berada di ujung batas, kalian tidak akan bisa menggunakannya. Cara ini dilakukan untuk docheckers yang sudah terbilang parah dalam perilaku impulsive buying.
Gunakanlah kartu kredit untuk membeli barang-barang yang penting. Tanpa adanya batasan pada kartu kredit, docheckers akan seenaknya saja untuk berbelanja tanpa memikirkan sudah berapa banyak nominal yang dikeluarkan untuk berbelanja. Oleh karena itu, pembatasan kartu kredit merupakan cara yang tepat untuk mengatasi impulsive buying.
Meminta Bantuan Orang Lain untuk Mengontrol Keuangan Kalian
Terkadang kontrol diri sendiri masih belum bisa menghindari dari terjadinya perilaku impulsive buying. Docheckers bisa meminta bantuan orang lain, seperti keluarga atau teman untuk mengatur keuangan kalian. Mintalah bantuan mereka untuk menegur jika kalian ingin membeli sesuatu yang tidak bermanfaat.
Docheckers juga bisa meminta bantuan orang terpercaya, seperti orang tua untuk menyimpan keuangan kalian. Nah, hal ini diperukan pertimbagan yang baik ya! Pastikan uang kalian aman bersama mereka dan tidak digunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Oleh karena itu, penting sekali untuk memilih orang terpercaya sebelum meminta tolong mereka menyimpan uang kalian.
Membuat Komitmen dengan Diri Sendiri
Cara mengatasi impulsive buying yang terakhir adalah dengan membuat komitmen dengan diri sendiri untuk bisa menahan diri tidak membeli barang yang kurang bermanfaat. Kontrol diri sendiri memanglah lebih ampuh dibandingkan cara-cara lainnya karena semua kendali berada di tangan kalian. Jika docheckers bisa mempertahankan komitmen tersebut, artinya kontrol diri kalian sangatlah baik.
Menjaga komitmen dengan diri sendiri memang tidaklah mudah. Perlu adanya dorongan yang kuat dalam diri untuk tetap menjaga komitmen dan tidak goyah untuk melanggarnya. Sudah siap membuat komitmen untuk diri sendiri agar tidak melakukan impulse buying?
Melakukan impulse buying artinya membawa diri kalian pada perilaku boros yang akan mengancam finansial. Pikirkan kembali tujuan keuangan kalian dan akibat yang ditimbulkan jika melakukan impulse buying. Cara-cara di atas bisa docheckers lakukan agar bisa terhindar dari perilaku buruk ini.
Penutup
Impulsive buying merupakan perilaku negatif yang harus dihindari sejauh mungkin. Perilaku ini hanya akan merugikan kalian dan menimbulkan penyesalan. Pikirkanlah akibat-akibat dari impulsive buying agar kalian tidak tergoda untuk berbelanja berlebihan.
Docheckers sudah paham mengenai impulse buying dan cara-cara mengatasinya? Kini saatnya kalian menerapkannya ddi kehidupan agar terhindar dari perilaku yang kurang baik tersebut. Jangan lupa untuk membuat komitmen dengan diri sendiri agar tidak boros.