SKS adalah istilah yang umum ditanyakan orang saat menanyakan beban mata kuliah. Bagi kamu yang masih SMA mungkin istilah ini terasa asing, namun saat nanti di perkuliahan kamu akan mengenal banyak istilah mulai dari SKS, KRS, IPK, IPS, dan sebagainya. Dilansir dari laman STP Trisakti, adanya SKS bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan perguruan tinggi karena didalamnya menyajikan program pendidikan yang fleksibel dan bervariasi, sehingga memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memilih program menuju profesi atau bidang tertentu.
Agar kamu mempunyai bayangan saat kuliah nanti, yuk kenali istilah SKS terlebih dahulu dalam penjelasan berikut ini!
Apa itu SKS di Perkuliahan?
SKS merupakan singkatan dari Satuan Kredit Semester. Berdasarkan Permenristekdikti no. 44/2015 yang dikutip dari laman Kemendikbud, SKS adalah takaran waktu kegiatan belajar berdasarkan proses pembelajaran maupun pengakuan atas keberhasilan usaha mahasiswa dalam mengikuti kegiatan kurikuler.
Jadi, SKS merupakan satuan pengukuran yang digunakan dalam sistem pendidikan tinggi di beberapa negara, termasuk di Indonesia. SKS digunakan untuk mengukur beban studi atau beban kerja yang harus dijalani oleh seorang mahasiswa dalam satu semester.
Biasanya, setiap mata kuliah yang diambil oleh seorang mahasiswa di perguruan tinggi memiliki jumlah SKS tertentu. Jumlah SKS biasanya mencerminkan seberapa besar waktu dan usaha yang diperlukan untuk menyelesaikan mata kuliah tersebut.
Baca juga: Cara Daftar SNBT 2023, Apa yang Harus Dipersiapkan?
Di Indonesia, satu SKS umumnya sekitar 50 menit per minggu selama satu semester. Artinya, jika sebuah mata kuliah memiliki 3 SKS, maka mahasiswa diharapkan menghabiskan sekitar 150 menit (3 SKS x 50 menit) per minggu untuk kegiatan belajar mengajar yang terkait dengan mata kuliah tersebut.
Jumlah total SKS yang harus dicapai oleh seorang mahasiswa untuk menyelesaikan program studi biasanya ditetapkan oleh perguruan tinggi. Misalnya, untuk jenjang S1 dibutuhkan 108 SKS, jenjang S1 dibutuhkan 144 SKS, jenjang S2 dan S3 72 SKS. Pencapaian SKS yang memadai diperlukan untuk memenuhi persyaratan kelulusan dan mendapatkan gelar sarjana atau gelar akademik lainnya.
Perlu dicatat bahwa aturan dan sistem pengukuran SKS dapat bervariasi sesuai perguruan tinggi dan negaranya, jadi penting untuk mengacu pada kebijakan dan pedoman yang berlaku di institusi pendidikan yang kamu akan tekuni.
Mekanisme SKS di Perkuliahan
Mekanisme SKS di perkuliahan dapat bervariasi antara perguruan tinggi dan program studi tertentu. Namun, secara umum, berikut adalah beberapa mekanisme yang umum digunakan dalam penghitungan SKS di perkuliahan:
1. Penentuan jumlah SKS per mata kuliah
Setiap mata kuliah atau kursus memiliki jumlah SKS tertentu yang ditentukan oleh perguruan tinggi. Jumlah SKS ini mencerminkan beban kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan mata kuliah tersebut. Biasanya, mata kuliah dengan komponen pembelajaran teori dan praktik atau laboratorium memiliki SKS yang lebih tinggi dibandingkan dengan mata kuliah yang hanya melibatkan pembelajaran teori saja.
2. Kehadiran dan Partisipasi
Beberapa perguruan tinggi memperhitungkan kehadiran dan partisipasi mahasiswa dalam kelas sebagai faktor dalam penentuan SKS. Misalnya, mahasiswa mungkin perlu memenuhi persentase kehadiran minimal atau aktif dalam diskusi kelas untuk mendapatkan semua SKS yang terkait dengan mata kuliah tersebut. Biasanya kehadiran merupakan faktor penting dan mahasiswa hanya diperbolehkan izin maksimal 3 kali.
3. Beban Kerja per Minggu
SKS juga dapat ditentukan berdasarkan perkiraan beban kerja yang diperlukan untuk mata kuliah tertentu dalam satu minggu. Beban kerja mencakup waktu yang dihabiskan untuk menghadiri kuliah, membaca materi, mengerjakan tugas, mengikuti praktikum, atau penelitian terkait dengan mata kuliah tersebut.
Misalnya, untuk mata kuliah Teori Komunikasi kamu mendapatkan 2 SKS per minggu, berarti dalam satu minggu kamu akan belajar mata kuliah tersebut selama 100 menit, karena 1 SKS berdurasi 50 menit.
4. Praktikum atau Laboratorium
Mata kuliah yang melibatkan praktikum atau laboratorium sering memiliki bobot SKS yang lebih tinggi daripada mata kuliah yang hanya melibatkan komponen teori. Ini menunjukkan bahwa praktikum atau laboratorium biasanya memerlukan waktu dan upaya ekstra dari mahasiswa.
Biasanya jika ada mata kuliah yang melibatkan praktikum atau laboratorium paling sedikit adalah 3 SKS per minggu, namun ada juga yang 4-6 SKS tergantung dari mata kuliah tersebut. Untuk mahasiswa jurusan teknik atau kedokteran mungkin akan sering menemukan mata kuliah yang lebih dari 2 SKS, hal ini dikarenakan program studi tersebut memerlukan lebih banyak praktik.
5. Beban Studi Minimum
Perguruan tinggi biasanya menetapkan batas beban studi minimum yang harus dicapai oleh mahasiswa dalam satu semester untuk dianggap sebagai mahasiswa penuh waktu. Beban studi minimum ini biasanya diukur dalam jumlah SKS tertentu.
Biasanya, setiap mahasiswa diberi beban maksimal 24 SKS per semester, namun ada juga yang kurang dan biasanya tergantung IPS (Indeks Prestasi Semester) yang diraih. Semakin banyak SKS yang kamu ambil per semester, maka kamu akan menyelesaikan studi dengan lebih cepat.
Baca juga: 5 Tips Masuk PTN jalur SNBT 2023, Cobain Yuk!
Perbedaan SKS dan KRS
SKS (Satuan Kredit Semester) dan KRS (Kartu Rencana Studi) adalah dua hal terkait dalam konteks pendidikan tinggi, tetapi memiliki perbedaan dalam konsep dan penggunaannya. Berikut adalah perbedaan antara SKS dan KRS:
1. Pengertian
SKS (Satuan Kredit Semester) adalah satuan pengukuran yang digunakan dalam sistem pendidikan tinggi untuk mengukur beban studi atau beban kerja yang harus dijalani oleh seorang mahasiswa dalam satu semester. SKS mencerminkan jumlah waktu dan upaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan mata kuliah atau kursus tertentu.
Sedangkan KRS (Kartu Rencana Studi), KRS adalah dokumen yang digunakan oleh mahasiswa untuk merencanakan mata kuliah yang akan diambil dalam satu semester tertentu. KRS berisi daftar mata kuliah yang dipilih oleh mahasiswa beserta informasi tentang mata kuliah tersebut, seperti kode mata kuliah, nama mata kuliah, dosen pengampu, dan jadwal perkuliahan.
2. Fungsi
SKS digunakan sebagai satuan pengukuran untuk menghitung total beban studi yang ditempuh oleh seorang mahasiswa dalam satu semester atau selama masa studi mereka. SKS juga digunakan untuk menentukan status keaktifan mahasiswa, persyaratan kelulusan, dan penentuan waktu studi yang diperlukan untuk menyelesaikan program studi.
Sedangkan, KRS digunakan oleh mahasiswa sebagai alat untuk merencanakan mata kuliah yang akan diambil dalam satu semester tertentu. KRS diajukan kepada pihak akademik di perguruan tinggi sebagai permintaan pendaftaran mata kuliah yang akan diikuti oleh mahasiswa.
3. Isi
SKS tidak memiliki isi tertentu, karena merupakan satuan pengukuran dan bukan dokumen. Sedangkan KRS, berisi daftar mata kuliah yang dipilih oleh mahasiswa untuk diambil dalam satu semester. Setiap mata kuliah dalam KRS akan memiliki informasi seperti kode mata kuliah, nama mata kuliah, jumlah SKS, dan jadwal perkuliahan. Jadi SKS tidak ada isi apa-apa, sementara KRS berisi daftar mata kuliah yang diambil lengkap beserta informasinya.
4. Perubahan dan Persetujuan:
SKS tidak diubah atau disetujui secara langsung oleh mahasiswa. Jumlah SKS ditetapkan oleh perguruan tinggi berdasarkan mata kuliah yang diambil dan pedoman yang berlaku.
Disisi lain, KRS dapat diubah atau direvisi oleh mahasiswa sebelum tanggal akhir penambahan dan pengurangan mata kuliah. KRS perlu mendapatkan persetujuan dari pihak akademik atau koordinator program studi sebelum menjadi efektif.
Baca juga: 5 Teknik Belajar Efektif yang Wajib Kamu Coba!
Penutup
SKS adalah satuan pengukuran yang digunakan untuk mengukur beban studi, sementara KRS adalah dokumen yang digunakan oleh mahasiswa untuk merencanakan mata kuliah yang akan diambil. SKS adalah konsep yang lebih umum, sedangkan KRS adalah alat praktis yang digunakan dalam pelaksanaan rencana studi mahasiswa.
Kedua istilah ini akan sering kamu dengar, apalagi saat awal perkuliahan. Kamu akan berencana kuliah? Kalau iya pastikan persiapan dan perlengkapan kamu sudah siap, dan buatlah to-do list untuk mempermudahnya.
Agar praktis kamu bisa memanfaatkan aplikasi to-do list Docheck untuk memasukkan persiapan masuk kuliah kamu. Di aplikasi Docheck, kamu bisa membuat jadwal dengan memasukkan goals, kegiatan dan deadline-nya. Download Docheck gratis di App Store dan Play Store