Sudah selayaknya seorang pebisnis menguasai berbagai hal untuk dapat menunjang usaha yang ia bangun. Salah satunya adalah pemahaman dan perhitungan tepat dalam menentukan harga jual produk. Meskipun kedengarannya sepele, tapi proses ini akan berdampak besar ke depannya. Pasalnya, kamu dituntut untuk tak hanya bisa menentukan harga jual produk yang terbaik bagi pelanggan, namun juga dapat bersaing dengan para kompetitor. Maka dari itu, sebagai seorang pengusaha, kamu wajib mengetahui cara menentukan harga jual produk yang baik.
Bagaimana Cara Menentukan Harga Jual Produk?
Peran harga dalam proses jual-beli sangatlah besar. Keberadaannya mampu menunjukkan volume permintaan dan ketersediaan suatu barang. Selain itu, makin tinggi kualitas suatu produk juga akan menaikkan harga jualnya. Itulah sebabnya mengapa harga jual suatu produk menjadi sesuatu yang amat penting penting karena dapat menjadi acuan bagi calon konsumen sebelum membeli suatu produk. Jangan sampai kamu asal-asalan dalam hal penentuan harga jual produk, sehingga jadinya malah underpriced ataupun overpriced.
Nah, terlepas dari marketing dan branding suatu produk yang mampu memikat konsumen, harga jual produk yang ditawarkan juga menjadi faktor penting. Hal ini dikarenakan para calon pembeli cenderung menimbang-nimbang harga dan kualitas yang ditawarkan terlebih dahulu sebelum melakukan checkout. Maka dari itu, salah satu cara menentukan harga jual suatu produk adalah dengan memerhatikan kecenderungan dan perilaku konsumen.
Baca juga: Teori Perilaku Konsumen : Pengertian, Manfaat serta Contohnya
1. Customer-driven Pricing
Bagaimana cara menentukan harga jual suatu produk? Metode menentukan harga jual produk yang satu ini cukup unik karena melibatkan pelanggan. Dalam metode ini, harga akan ditentukan berdasarkan pada kesan yang disampaikan oleh para pelanggan terhadap suatu produk. Jadi, tanggapan pembeli mengenai kualitas produk kamu itulah yang nantinya akan dijadikan patokan untuk menentukan harga jual suatu produk saat dipasarkan nanti.
Dilansir dari laman Investopedia, penetapan harga ini perlu memperhatikan segmentasi pasar untuk mengetahui berbagai jenis konsumen yang tersedia. Contoh penerapannya adalah dengan menyebar survei, kuesioner, ataupun dengan melakukan wawancara. Selain itu, strategi ini juga cocok diterapkan pada produk yang melibatkan emosi konsumen. Jadi, bisa dikatakan kalau cara menentukan harga jual produk dengan metode customer-driven pricing ini akan lebih maksimal jika kamu sudah menentukan target pasar yang lebih spesifik terlebih dahulu.
Baca juga: Strategi Target Pasar dalam Bisnis dan Cara Menentukannya
2. Penentuan Harga Jual Produk dengan Cost-plus Pricing
Penentuan harga jual produk dengan metode ini dilakukan menggunakan perhitungan. Sederhananya, cost-plus pricing adalah cara menentukan harga jual produk dengan memperhitungkan biaya yang kamu keluarkan, baik untuk produksi, distribusi, dan penjualan. Namun, dalam berjualan pastinya kamu juga ingin meraup keuntungan, dong? Maka dari itu, setelah kamu menghitung seluruh biaya yang diperlukan barulah kamu bisa menambahkan sejumlah persentase keuntungan yang diinginkan.
Beberapa bisnis menggunakan angka cost yang mereka keluarkan guna menentukan harga jual terendah dan tertinggi untuk mengetahui price range dari suatu produk. Idealnya, kamu bisa mengambil nilai tengah antara harga jual terendah dan tertinggi. Contoh bisnis yang mengaplikasikan metode cost-plus atau cost-based pricing ini adalah perusahaan-perusahaan tekstil.
Keunggulan dari metode penentuan harga jual produk yang satu ini terletak pada nilai praktis dan keuntungan yang ditawarkan. Pasalnya, metode ini dapat memberikan laba maksimal dengan cara penghitungan yang cenderung lebih mudah. Untuk menghitungnya, kamu cukup menggunakan rumus menentukan harga jual produk berikut.
Biaya + keuntungan yang kamu inginkan = harga jual
Sebagai contoh, apabila kamu menghabiskan biaya sebesar Rp50,000 untuk membuat suatu produk dan kamu menginginkan paling tidak 30% keuntungan, maka perhitungannya menjadi seperti ini:
Rp50,000 + 30% = Rp65,000
3. Competition-based Pricing
Sesuai namanya, teknik menentukan harga jual yang satu ini berdasar pada harga yang dipasang oleh para pesaing dengan produk yang serupa. Pasti kamu pernah mendapati produk yang sama persis, tetapi merek dan harganya berbeda? Jika dihadapkan dengan situasi seperti itu, kira-kira produk mana yang akan kamu pilih, DoCheckers? Pasti kamu akan condong untuk memilih produk dengan harga yang lebih murah, bukan? Yah, mungkin perbedaan merek juga akan sangat berpengaruh bagi pertimbangan sebagian konsumen, sih.
Baca juga: Manfaat Merek bagi Konsumen yang Wajib Kamu Ketahui!
Pada dasarnya, cara menentukan harga jual produk ini memang mudah dilakukan dan juga low risk. Soalnya, kamu nggak perlu melakukan berbagai riset yang terlalu mendalam dan cukup menyesuaikan harga yang dipatok oleh berbagai kompetitor sejenis. Selain itu, metode ini juga dapat jualanmu lebih kompetitif dengan para pesaing.
Akan tetapi, metode ini rawan menimbulkan perang harga di antara para pengusaha pada pasar yang sama. Tentunya, hal ini disebabkan karena setiap pihak berusaha untuk menawarkan harga jual produk serendah mungkin agar memiliki nilai unggul dibanding kompetitor. Faktor tersebut nantinya juga dapat mengurangi nilai laba yang bisa kamu dapatkan.
4. Cara Menentukan Harga Jual Produk dengan Dynamic Pricing
Kalau metode penentuan harga yang satu ini agak lain daripada yang lain, sih. Soalnya, cara menentukan harga jual produk ini akan disesuaikan dengan dua faktor berbeda, yakni suatu segmen pasar tertentu dan periode waktu tertentu. Jadi, rumus menentukan harga jual produk ini bergantung juga pada demand pasar. Bingung nggak dengan konsepnya? Baik, MinCheck akan jelaskan sedikit lebih detail lagi.
Jadi, strategi ini memang berusaha menyesuaikan dengan kondisi pasar secara real-time. Jadi, penyesuaian ini dapat didasarkan pada segmen pasar tertentu, seperti demografis dan lokasinya. Hal ini dapat kamu lihat pada suatu produk yang sama, tetapi memiliki perbedaan harga di setiap daerah. Selain itu, bisa juga didasarkan pada periode waktu tertentu. Contohnya adalah produk yang harganya berubah pada waktu-waktu tertentu, misalnya harga tiket pesawat pada rentang waktu yang ramai orang bepergian.
Penentuan harga jual produk ini menawarkan keuntungan secara maksimal. Namun, sama dengan competition-based pricing, metode ini juga dapat memicu perang harga. Bahkan, para konsumen juga rentan merasa tidak puas karena harga yang amat fluktuatif. Jika produkmu memungkinkan untuk memakai metode penentuan harga jual yang satu ini, jangan lupa jelaskan alasannya kepada para pelanggan mengapa harganya mudah berubah dan berbeda-beda.
Baca juga: 13+ Contoh Komplain Pelanggan dan Cara Mengatasinya
5. Keystone Pricing
Cara menentukan harga jual suatu produk dengan keystone pricing memungkinkan kamu untuk meraup keuntungan dengan mudah, lho. Hal ini dikarenakan kamu diperkenankan untuk memasang harga sebesar dua kali lipat dari modal yang kamu keluarkan. Akan tetapi, penentuan harga jual sebesar dua kali lipat ini tentu ada dasarnya ya, DoCheckers.
Dilansir dari laman Sirclo, perhitungan ini juga disebabkan karena adanya produk yang tidak laku jika dikembalikan. Oleh karena itu, stok barangnya jadi menumpuk. Umumnya, keystone pricing digunakan oleh kalangan retailer. Jadi, kalau kamu ingin mencoba jenis model bisnis retail, kamu bisa menerapkan metode ini untuk menentukan harga produk yang akan dijual.
6. Manufacture Suggested Retail Price (MSRP)
Kalau kamu sedang membeli suatu produk, mungkin nggak jarang dengar istilah MSRP. For your information, MSRP adalah harga yang jual produk yang sudah ditentukan ataupun disarankan oleh pihak produsen. Contoh produk yang menerapkan MSRP adalah barang-barang elektronik, mobil, dan lain-lain.
7. Penetration Pricing
Kamu punya produk yang baru diluncurkan dan bingung bagaimana cara menentukan harga jual produk tersebut? Kamu bisa coba memakai penetration pricing, nih. Jadi, sebenarnya ini termasuk penentuan harga jual produk sekaligus promosi. Cara melakukannya adalah dengan membanderol produk dengan harga rendah saat kamu meluncurkannya ke pasaran untuk pertama kali. Menurut laman Glints, metode ini efektif digunakan apabila sudah ada kompetitor dengan produk serupa dipasaran. Dengan demikian, metode ini digunakan untuk menarik perhatian para konsumen agar mau membeli produk kamu.
Apakah kamu sudah menemukan bagaimana cara menetapkan harga jual produk yang paling tepat untuk bisnismu? Sebelum menentukannya, jangan lupa untuk melakukan riset mendalam terlebih dahulu mengenai konsumen dan utamanya kompetitor serta pasar yang akan kamu tuju. Jangan lupa untuk memperkaya branding produk kamu agar calon pembeli makin tertarik tanpa terlalu memedulikan harga yang kamu patok. Bakal lebih enak kalau begitu, bukan?
Tak bisa dipungkiri jika penentuan harga jual produk sangatlah vital dalam keberlangsungan bisnis kamu. Jadi, hal ini perlu dipersiapkan dan dirancang matang-matang. Kalau perlu, kamu bisa membuat to-do list terlebih dahulu sebelum mulai menentukannya. Kamu bisa menggunakan aplikasi DoCheck untuk membuat strategi mengenai bagaimana cara menentukan harga jual produk untuk bisnismu.
Jadi, DoCheck merupakan social to-do list app pertama di Indonesia, lho! Aplikasi tersebut juga diperkaya dengan berbagai fitur, seperti reminder dan fitur kerja sama bareng teman. Bahkan, kamu juga bisa mendapatkan rekomendasi goals dari para KOL yang kompeten di berbagai bidang, termasuk bisnis. Tunggu apa lagi? Yuk, download DoCheck di Play Store dan App Store sekarang juga!