Belakangan muncul isu miring mengenai kecerdasan buatan atau AI yang dianggap akan segera menggeser peran manusia dalam dunia kerja. Sebenarnya, sudah sejak lama manusia menggunakan alat bantu untuk mempermudah pekerjaan. Salah satu contohnya adalah jenis model bisnis manufaktur yang menggunakan berbagai peralatan dan mesin untuk memproduksi barang. Bahkan, dalam kehidupan sehari-hari sekalipun, manusia tidak bisa lepas dari campur tangan AI. Contohnya adalah Google Assistant, Google Translate, dan Siri.
Namun, yang membuat kecerdasan buatan berbeda adalah kemampuannya untuk mempelajari data, sehingga dapat diaplikasikan ke berbagai bidang pekerjaan. Bahkan, bidang pekerjaan kreatif seperti graphic designer dan copywriter yang selama ini dianggap tidak akan bisa ditiru karena memerlukan kreativitas manusia, kini menjadi mungkin. Inilah yang ditakutkan banyak orang bakal makin mempersempit lapangan pekerjaan yang tersedia. Hal itu juga menandakan akan adanya persaingan yang makin sengit di antara para jobseeker. Maka dari itu, mau tidak mau kamu harus berbenah dan terus mengembangkan diri jika ingin survive dalam persaingan tersebut.
Baca juga: 7 Pekerjaan yang Menjanjikan dan Banyak Diperlukan
Namun sebelumnya, kamu perlu paham dulu apa itu kecerdasan buatan dan bagaimana ia mampu menggeser peran manusia sebagai tenaga kerja ataupun karyawan. Mari simak penjelasannya berikut ini!
Pengertian Kecerdasan Buatan
Dilansir dari laman Britannica, artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan merupakan kemampuan sistem untuk mempelajari dan mengelola data, hingga melaksanakan berbagai tugas dan pengambilan keputusan yang tepat. Gak cuma itu, AI mempunyai sesuatu yang dianggap spesial, yakni kemampuan bekerja dan bernalar layaknya manusia. Bahkan, hal ini membuat AI mampu belajar dari kesalahan yang lalu.
Menurut TechTarget, hal ini sangat mungkin terjadi karena sistem ini telah dibekali dengan data yang jumlahnya amat banyak. Data ini kemudian mereka analisis untuk menemukan hubungan dan pola-pola yang kemudian memunculkan algoritma untuk dipelajari secara mandiri. Oleh sebab itu, AI tampak seperti sebuah platform yang cerdas dan mampu memprediksi apa yang akan terjadi. Hal ini dapat kamu lihat pada chatbot yang biasanya mengandung pola tertentu, serta pesan jawaban yang diberikan juga berdasarkan pada analisis data yang telah dikumpulkan.
Secara garis besar, artificial intelligence mempunyai tiga komponen kognitif, yakni learning, reasoning, dan problem solving. Mari kupas satu per satu apa maksud dari masing-masing tahapan tersebut.
- Learning: Sesuai dengan namanya, tahap ini merupakan proses di mana AI mengolah seluruh data yang ada menjadi sebuah informasi akurat. Namun, proses ini tidak berlangsung begitu saja karena sistem perlu mengalami berbagai kesalahan terlebih dahulu sampai akhirnya mampu memberikan jawaban atau hasil yang sesuai.
- Reasoning: Tahapan ini terjadi saat AI memutuskan untuk menemukan solusi yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan permintaan berdasarkan perbendaharaan data yang dimilikinya.
- Self-correction/Problem solving: Pada tahapan ini, AI akan berupaya untuk memilih solusi yang paling akurat guna mencapai tujuan yang sesuai, berdasarkan pada algoritma sebelumnya.
Kelebihan Kecerdasan Buatan (AI)
Mungkin kamu bertanya-tanya, kalau kemampuannya setara dengan manusia, lalu apa kelebihan kecerdasan buatan? Bukannya sama saja, ya? Kenapa gak pakai kemampuan manusia saja kalau gitu? Eits, tentu saja tidak, dong. Nih, MinCheck kasih penjelasannya buat kamu.
1. Tak Mengenal Lelah
Berbeda dengan manusia, artificial intelligence cenderung tidak mengenal lelah dan bosan. Dalam hal mempelajari data misalnya, manusia mungkin akan merasa lelah setelah beberapa saat. Nantinya, ini akan berakibat pada hasil kerjanya. Selain itu, beberapa orang juga memerlukan waktu dan situasi tertentu agar hasil kerjanya bisa benar-benar maksimal. Contoh sederhananya adalah manusia memerlukan waktu belajar yang berbeda-beda supaya bisa benar-benar paham dengan apa yang dipelajari. Maka dari itu, setiap orang punya jadwal belajar yang berbeda-beda.
Baca juga: Kapan Waktu Belajar yang baik? Simak Tipsnya untuk Pelajar
Sementara itu, AI tentu berbeda karena mereka adalah hasil program yang telah dirancang sedemikian rupa, sehingga mampu mempertahankan hasil kerjanya supaya terus optimal, akurat, dan konsisten. Selain itu, AI juga mampu bekerja selama 24 jam penuh tanpa henti.
2. Tingkat Ketepatan dan Kecepatan
Selain karena faktor keberlanjutannya, kecerdasan buatan juga memiliki keunggulan lain, yakni pada tingkat ketepatan dan juga kecepatannya dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Hal ini tentu akan sangat bermanfaat bagi setiap lembaga maupun sektor usaha yang memanfaatkannya agar bisa mendapatkan data yang paling sesuai dengan waktu sesingkat mungkin. Bahkan, mereka juga dapat mengerjakan sesuatu yang jauh lebih rumit dan jumlahnya banyak, tetapi hasilnya cenderung sama baiknya.
3. Tidak Mempunyai Batas
Meskipun manusia telah dibekali dengan otak dengan daya penyimpanannya yang luar biasa, namun mereka tetap bisa lalai dan lupa. Hal ini berbeda dengan AI yang rasanya tidak akan melakukan kesalahan serupa. Alasannya tentu karena AI memiliki keunggulan dalam hal sistem penyimpanannya yang mampu menyerap berbagai data dan informasi dalam skala besar, serta bisa diakses kapan pun dengan mudah.
4. Kemampuan yang Sama Baiknya
Artificial intelligence mampu mentransfer data serta menduplikasinya dengan mudah dan cepat ke platform ataupun device lainnya. Selain itu, setiap AI yang tersedia juga memiliki kemampuan yang relatif sama baiknya, meskipun sebenarnya mereka berbeda-beda.
Contoh Kecerdasan Buatan
Pada dasarnya, artificial intelligence dapat diaplikasikan untuk hampir seluruh bidang kehidupan dan pekerjaan. Contohnya saja dalam hal pelayanan kesehatan di rumah sakit yang saat ini sudah banyak menggunakan AI dalam pelaksanaannya. Sebuah perusahaan teknologi ternama, Intel, mengungkapkan bahwa AI mampu membantu seorang dokter dalam mendiagnosis penyakit yang diderita pasien beserta metode penyembuhannya dengan akurat. Selain itu, AI juga mampu menyimpan data dari berbagai sumber, termasuk data catatan medis para pasien dan sebagainya, yang mungkin luput dari manusia.
Selain itu, ada juga berbagai penerapan artificial intelligence dalam kehidupan sehari-hari. Seperti yang MinCheck katakan di awal, kamu mungkin terbiasa menggunakan Google Assistant dan Siri. Gak cuma itu, Google Translate juga termasuk AI yang mungkin sering kamu manfaatkan.
Dampak Penggunaan Kecerdasan Buatan Terhadap Tenaga Kerja
Kehadiran artificial intelligence memang banyak memudahkan kehidupan manusia. Akan tetapi, tak bisa dipungkiri bahwa perlahan AI mulai menggeser peran manusia di bidang pekerjaan. Hal itu pula yang menyebabkan timbulnya kekhawatiran dalam diri banyak orang terkait bidang pekerjaan yang lama-kelamaan digerus oleh kehadiran AI.
Bahkan, pekerjaan seperti desainer grafis dan copywriter dapat digantikan dengan kehadiran AI. Padahal, dulu sempat ada keyakinan bahwa bidang pekerjaan yang menggunakan kreativitas manusia tidak akan bisa diambil alih oleh AI. Namun, kini tampaknya anggapan tersebut sudah mulai tidak relevan. Gak cuma itu, pekerjaan seperti customer service dan admin yang awalnya membutuhkan peran manusia juga telah digeser oleh kehadiran mereka.
Dampak utama yang mungkin akan dirasakan sebagian besar orang adalah berkurangnya lahan pekerjaan. Nantinya, kekurangan ini juga akan makin memperparah persaingan di kalangan para tenaga kerja atau karyawan. Selain itu, proses penyimpanan data di kalangan pekerja juga ditakutkan akan mencederai privasi mereka. Inilah alasan mengapa kecerdasan buatan berdampak pada tenaga kerja dan mengapa hal ini sangat ditakutkan untuk terjadi.
Namun kalau kamu memiliki kemampuan di bidang tertentu, kamu gak perlu khawatir kalau peranmu akan digantikan. Kamu bisa terus mengembangkan diri dengan aplikasi DoCheck. Social to-do list app yang satu ini cocok banget digunakan untuk kamu yang sedang mengembangkan diri termasuk mengasah kemampuan soft skill maupun hard skill. Aplikasi ini dapat diunduh secara gratis di Play Store atau App Store.
Cara Agar Tetap Survive
Namun, hal tersebut juga tidak serta-merta membuat tenaga manusia menjadi tak diperlukan. Kamu tetap bisa mengupayakan beragam cara supaya tetap survive di masa depan nanti, yakni dengan terus mengembangkan diri. Selain itu, penting juga mempelajari berbagai kemampuan baru, entah itu soft skill maupun hard skill agar kamu mempunyai nilai unggul ketimbang para kompetitor.
Baca juga: 12 Tips Self Improvement untuk Meningkatkan Kualitas Diri
Seperti yang MinCheck singgung di atas, untuk mengembangkan diri dan mempermudah kegiatan produktif kamu sehari-hari, cobalah untuk menggunakan aplikasi DoCheck. By the way, DoCheck merupakan sebuah to-do list app yang ditujukan untuk membantu meningkatkan produktivitasmu sehari-hari. Kamu bisa menyusun to-do list dan juga menyiapkan berbagai tasks-nya agar goals kamu dapat tercapai. Mager bikinnya? Tenang saja, kamu bisa menggunakan goals dari para KOL yang inspiratif dan berbagai template yang telah disediakan. Jadi, bakalan cocok banget buat kamu yang ingin mengembangkan diri.
Baca juga: Cara Membuat To Do List Pakai Social To Do List App DoCheck
Penutup
Adanya kecerdasan buatan memang bisa mempermudah pekerjaan sehari-hari, tapi di sisi lain juga menjadi ancaman bagi para tenaga kerja atau karyawan. Artificial Intelligence yang sedari awal sudah dibekali kelebihan ketimbang manusia, yakni dari segi daya tahan, ketepatan, dan kecepatannya membuat manusia terkesan tertinggal dari mereka. Ditambah lagi, saat ini AI sudah makin canggih yang bahkan mampu mengerjakan hal-hal yang memerlukan kreativitas.
Namun, itu bukan akhir dari segalanya karena kamu masih bisa berupaya untuk terus mengembangkan diri agar mampu bersaing dengan para pesaing lainnya. Kamu bisa menggunakan aplikasi DoCheck untuk membantu meningkatkan produktivitas sehari-hari, mempelajari kemampuan baru, maupun untuk mengembangkan diri.