Menulis bisa jadi tempat untuk mengekspresikan diri. Baik itu tentang kejadian di masa lalu atau saat ini. Tapi, tulisan bukan hanya digunakan untuk diri sendiri, tapi juga bisa untuk mengedukasi audience, meningkatkan penjualan, hingga membantu dalam penggunaan aplikasi. Saat ini, banyak berbagai profesi yang berhubungan penulisan seperti content writer, copywriter, dan UX writer. Tapi, apa perbedaan content writer copywriter dan ux writer?
Kamu mungkin sering bingung membedakan cakupan dan tanggung jawab pekerjaan di antara ketiganya. Nah, salah satu perbedaannya yaitu tujuan dari hasil penulisannya. Misalnya, content writer bertujuan untuk membuat tulisan yang mengedukasi pembaca, copywriter bertujuan untuk membuat tulisan promosi produk/jasa, dan UX writer bertujuan untuk membuat tulisan yang bisa dipahami pengguna aplikasi.
Walaupun sama-sama menulis, content writer, copywriter, dan UX writer punya perbedaan lainnya. Mulai dari pekerjaan yang dikerjakan, goal tulisan yang dibuat, cara research untuk membuat tulisan, hingga skill yang dibutuhkan.
Berikut ini DoCheck akan jelaskan perbedaan content writer, copywriter, dan UX writer yang perlu kamu tahu, mungkin saja kamu ingin mendalami di antara ketiganya.
Baca Juga: 3 Manfaat Menulis dan Tips Menjadi Penulis
Perbedaan Job Description dan Tanggung Jawab
1. Content Writer
Kamu pasti sering kan membaca artikel atau blog di suatu website. Misalnya, website DoCheck yang mayoritas membahas tentang to-do list, produktivitas, metode manajemen waktu, dan hal lainnya yang berhubungan dengan psikologi. Nah, semua artikel itu ditulis oleh seorang content writer.
Jumlah kata pada artikel juga bermacam-macam tergantung topik yang dibuat, misalnya untuk jumlah 300-400 kata digunakan untuk artikel yang menampilkan informasi singkat. Misalnya, artikel informasi gaji seorang programmer, desain grafis, atau teller bank. Biasanya orang yang membutuhkan informasi tentang gaji, hanya membaca informasi dengan durasi sebentar.
Namun, untuk artikel tips singkat bisa dibuat dalam 500-800 kata, agar penjabaran tentang tips tidak terlalu pendek dan pembaca bisa memahami secara mendalam dari artikel tersebut. Untuk jumlah lebih dari 800 kata, bisa untuk membuat artikel tentang informasi panduan ataupun cara membuat sesuatu, yang membutuhkan penjelasan per poin dari awal hingga akhir. Misalnya membuat artikel, “Bagaimana Cara Mempercepat Kecepatan Website Pada WordPress?”.
2. Copywriter
Kalau tadi content writer menulis copy/tulisan yang panjang berbentuk artikel, copywriter mempunyai tugas membuat copy yang jelas, singkat, dan menarik konsumen untuk menggunakan jasa/produk tertentu. Misalnya, copy pada postingan Instagram DoCheck, yang dibuat oleh copywriter. Isi kontennya berisi ajakan untuk menggunakan Aplikasi DoCheck.
Copywriter biasanya membuat copy untuk iklan pada website, media sosial, konten untuk di-print, dan pada kemasan produk. Copywriter juga bertanggung jawab untuk memberikan first impression yang baik saat pembaca melihat produk/jasa yang ditawarkan.
Baca Juga: Copywriting: Metode AIDA untuk Tingkatkan Penjualan
3. UX Writer
UX writer mempunyai tugas untuk menulis copy pada website atau aplikasi secara jelas, ringkas, dan berguna (clear, concise, dan useful). Biasanya UX writer menulis copy untuk tombol, menu, error message, pop up, dan lainnya yang terdapat pada aplikasi atau website. Karena media untuk menulisnya terbatas (misalnya di aplikasi mobile), maka menjadi UX writer punya tantangan tersendiri untuk menulis copy yang bisa dipahami pengguna, namun dengan copy yang singkat.
Untuk UX writing, kamu tidak hanya sekadar menulis, namun harus paham tentang tone of voice dari brand tersebut dan fokus menjadi pengguna dengan mempunyai rasa empati yang tinggi. Maka dari itu, sebelum menulis copy, biasanya UX writer akan bekerja sama dengan product team, UI/UX designer, dan UX researcher, untuk membicarakan tentang aplikasi tersebut.
Perbedaan Tujuan/Goals
1. Content Writer
Tujuan artikel yang dibuat oleh content writer adalah untuk memberikan konten edukasi, sebagai hiburan, dan menyajikan konten dari sumber terpercaya. Ini akan memberikan kesan yang baik dan membangun kepercayaan konsumen pada perusahaan.
Pada setiap artikel, tidak jarang terselip call to action (CTA) atau tulisan yang mendorong konsumen melakukan sesuatu. Misalnya, CTA men-download kemudian menggunakan aplikasi atau membeli layanan kursus tertentu. Bisa juga pada artikel memuat CTA untuk mengikuti webinar yang punya tema sama, dengan pembahasan yang lebih dalam dari artikel. Secara tidak langsung, content writer juga membantu dalam hal peningkatan penjualan.
2. Copywriter
Copy yang dibuat copywriter punya tujuan utama, yaitu untuk meningkatkan penjualan. Copywriter akan membuat copy yang mendorong orang untuk membeli suatu produk/jasa tertentu. Konten yang disajikan bisa berupa ajakan atau mengangkat permasalahan tertentu, sehingga untuk menyelesaikannya harus membeli/menggunakan produk yang dipromosikan.
Salah satu copywriter sukses di dunia, David Ogilvy, pernah berkata “When I write an advertisement, I don’t want you to tell me that you find it ‘creative’. I want you to find it so interesting that you buy the product“. Maksudnya, kamu tidak harus kreatif namun temukan titik keunikan produk yang akan dipromosikan, sehingga orang tertarik membelinya.
Lalu, hal penting lainnya agar copy kamu sukses, maka lakukanlah riset. Karena percuma kalau kreatif dan sudah menemukan titik keunikan, tapi kamu tidak tahu target tulisan dan produk kamu.
3. UX Writer
Seorang UX writer dikatakan berhasil jika ia sudah membuat copy yang mudah dipahami dan pengguna berhasil mencapai tujuannya tanpa adanya gangguan saat menggunakan website/aplikasi tertentu.
UX writing juga bertujuan agar pengguna dapat merasakan kenyamanan saat menggunakan aplikasi, seperti sedang berinteraksi dengan manusia bukan mesin. Namun, penggunaan copy nya juga harus disesuaikan dengan brand voice.
Perbedaan Cara Research Tulisan
Untuk riset topik artikel yang dibuat content writer, biasanya dengan membaca jurnal, buku, ataupun artikel yang punya kredibilitas tinggi. Content writer juga perlu melakukan riset untuk keyword SEO, agar artikel bisa ada di halaman depan Google (SERP). Selebihnya, merupakan pengetahuan dan pengalaman content writer itu sendiri.
Untuk riset copywriting cukup berbeda dari content writing, karena seorang copywriter harus meriset audience pengguna produk/jasa, riset produk, dan riset keyword yang banyak dicari terkait konten yang akan dibuat.
Nah, berbeda dari content writer dan copywriter, seorang UX writer diharuskan untuk paham alur/workflow dari aplikasi tersebut, agar membantu menulis copy yang dibutuhkan. UX writer juga harus paham tentang tone of voice dan brand voice dari aplikasi yang akan dibuatkan copynya. UX writing tidak berpengaruh dengan SEO, karena untuk menulis copy diaplikasi/website, yang penting copynya mudah dimengerti, sesuai dengan target pengguna, jelas, ringkas, dan berguna.
Skill yang Dibutuhkan Berbeda
Skill yang perlu dimiliki seorang content writer, antara lain bisa menulis dalam berbagai gaya penulisan, riset yang mendalam, SEO, dan menulis dengan baik dan benar tanpa ada kesalahan. Untuk tools yang perlu dikuasai biasanya content management system (CMS) seperti WordPress dan untuk keyword SEO, seperti Ubersuggest, Semrush, dan Google Trends.
Seorang copywriter perlu mempunyai skill, seperti kemampuan menulis, membuat headline yang menarik, SEO, dan pembendaharaan kata-kata sesuai target audience.
Kalau kamu tertarik dengan pekerjaan UX writer, skill yang wajib dimiliki, yaitu menulis, design thinking, riset, analisis, empati, dan kreatif.
Nah, itu dia perbedaan content writer, copywriter, dan UX writer yang perlu kamu tahu. Jadi, bagaimana? Apakah kamu tertarik dengan salah satu pekerjaan di atas untuk lebih serius meniti karir di dunia penulisan? Untuk mendukung kesuksesan kamu memulai karir menjadi content writer, copywriter, atau UX writer, kamu perlu membuat to-do list. Agar tujuan kamu jelas dan terinci.
Baca Juga: Interpersonal Skills yang Dibutuhkan Saat Masuk Dunia Kerja
Untuk buat to-do list nya, kamu bisa gunakan Aplikasi DoCheck, loh. Download Aplikasinya di Play Store dan App Store, GRATIS! Yuk, tunggu apa lagi? Segera buat to-do list kamu, sekarang.