teori pickle jar

Teori Pickle Jar: Manajemen Waktu dengan Stoples Acar


Pernahkah kamu membayangkan jika ada sebuah stoples penyimpan acar bukan untuk menyimpan acar tapi malah diisi beberapa batu, kerikil, pasir, hingga air? Membayangkannya saja pasti stoples itu akan penuh dan sesak hingga tak ada lagi ruang yang tersisa. Nah, menghubungkannya dengan praktik manajemen waktu, ternyata stoples acar ini digunakan sebagai perumpamaan waktu/tujuan yang dimiliki manusia. Loh, kok bisa? Biar gak bingung, yuk simak penjelasan teori manajemen waktu pickle jar berikut ini.

Apa itu Teori Pickle Jar

teori pickle jar
(Sumber gambar: ukapes.org)

Sama seperti metode manajemen waktu lainnya, seperti Pomodoro, Most Important Task, Kanban, Getting Things Done, hingga Eat The Frog, teori pickle jar punya keunikannya tersendiri. Pickle jar jika diartikan adalah stoples acar, namun pada teori ini bukan untuk diisi acar namun digambarkan dengan diisi beberapa batu, kerikil, pasir, dan air.

Stoples kosong menggambarkan kehidupan/waktu yang dimiliki manusia dan karena waktu yang dimiliki terbatas, maka stoples juga punya batas volume. Jika kamu mengisinya dengan beberapa batu berukuran sedang, misalnya 3 hingga 4 batu, maka itu menggambarkan tujuan besar dalam hidup kamu. Kamu tidak bisa mengisi banyak batu, karena kapasitas stoples terbatas. Jika kamu mengisinya sampai batas isi stoples, bukan tidak mungkin stoples itu akan pecah atau tidak bisa ditutup.

Baca Juga: Tips Manajemen Waktu Saat Bekerja Biar Nggak Gampang Stress

Hal ini juga terjadi pada kehidupan. Jika kamu membuat tujuan yang terlalu banyak disaat yang bersamaan tanpa perencanaan dan faktor pendukung lainnya, maka tujuan itu hanya akan jadi wacana. Lalu, setelah diisi batu yang menggambarkan tujuan besar, masih ada ruang kosong untuk diisi kerikil. Kerikil di sini menggambarkan kegiatan sehari-hari, yang bisa dikerjakan sebagai selingan untuk mencapai tujuan besar.

teori pickle jar
Pickle Jar Theory (Sumber gambar: Shadav Mohammad Ansari Linkedin)

Jika masih ada ruang lagi, stoples bisa diisi dengan pasir yang menggambarkan kegiatan tidak terlalu penting dalam hidup, seperti menelepon, menggunakan sosial media, dan lainnya. Terakhir, stoples masih bisa diisi air yang menggambarkan interaksi dengan teman, keluarga, atau waktu personal. Untuk lebih ringkasnya, berikut penggambaran masing-masing dari batu, kerikil, pasir, dan air:

Baca Juga: 15 Tips Manajemen Waktu yang Efektif

Arti Perumpamaan Batu, Kerikil, Pasir, dan Air

  1. Batu menggambarkan tujuan/goals besar yang kamu inginkan. Biasanya kegiatan ini yang menghabiskan banyak waktu. Misalnya, kegiatan inti seorang social media specialist membuat postingan yang akan di-upload di sosial media.
  2. Kerikil menggambarkan kegiatan yang punya prioritas di bawah batu, yaitu sebagai pelengkap atau pendukung dari tujuan inti. Misalnya, menghadiri meeting harian.
  3. Pasir menggambarkan gangguan/distraction, biasanya dilakukan saat ada waktu senggang dan tidak terlalu penting. Misalnya, mengecek sosial media dan email yang masuk.
  4. Air menggambarkan kehidupan pribadi/private life, biasa dilakukan saat tujuan sudah tercapai. Misalnya, bertemu dan berkomunikasi dengan kerabat atau teman

Nah, setelah mengetahui artinya, jadi apa manfaatnya menggunakan teori ini untuk manajemen waktu?

Manfaat Teori Manajemen Waktu Pickle Jar

  1. Pembagian porsi kepentingan yang baik. Saat menentukan mana prioritas, perlu untuk mengutamakan tujuan yang besar. Misalnya, jika pada stoples acara diisi pasir (kegiatan yang kurang penting) terlebih dahulu bahkah lebih banyak, maka dalam stoples akan cepat penuh. Sehingga, kerikil hingga batu (tujuan utama) tidak bisa masuk sesuai yang diharapkan. Akibatnya banyak waktu yang terbuang sia-sia.
  2. Memudahkan membuat to-do list. Jika tujuan sudah tergambar dalam stoples acar, kamu akan punya target tersendiri saat membuat to-do list.
  3. Memotivasi untuk menyelesaikan pekerjaan. Jika sudah ada to-do list, kamu akan terpacu untuk menyelesaikan tugas karena jika ditunda akan membuat pekerjaan semakin menumpuk.
  4. Menghilangkan gangguan/distraction. Dengan metode ini, kamu akan terfokus dengan tujuan besar dan tidak terganggu denga gangguan yang menghambat produktivitas kamu.

Baca Juga: To-do List: Membuat Daftar Kegiatan untuk Manajemen Waktu

Berikut ini contoh penerapan to-do list sebelum dan sesudah menggunakan teori pickle jar.

Sebelum menggunakan teori pickle jar, mungkin to-do list kamu akan terlihat seperti ini:

Contoh to-do list sebelum menggunakan teori pickle jar

Setelah menggunakan teorinya, to-do list kamu akan terlihat lebih simpel, seperti gambar di bawah ini:

Contoh to-do list sesudah menggunakan teori pickle jar

Baca Juga: 5 Metode Mengatur Waktu yang Efektif dan Populer

Itu dia penjelasan tentang metode manajemen waktu menggunakan teori pickle jar. Untuk semakin memudahkan membuat to-do list dengan metode ini, kamu bisa menggunakan aplikasi DoCheck, loh! Sekarang aplikasi ini sudah bisa di download di Play Store maupun App Store. Yuk, tunggu apa lagi? Segera gunakan Aplikasi to-do list DoCheck sekarang, agar kegiatan kamu lebih teratur dan mudah dipantau progresnya.


Terbaru

Kategori

Scroll to Top