Ingin Urban Farming Di Rumah? Ini Jenis dan Caranya!


Menjelang liburan akhir tahun, banyak jadwal kosong yang telah menantimu. Buat kamu yang anaknya produktif banget, pasti gak bakal mau jika waktu liburan akhir tahun terbuang percuma hanya untuk berleha-leha. Nah, biar liburan kamu gak gabut, coba temukan kegiatan produktif yang sesuai dengan minat kamu. Beberapa contoh kegiatan yang bisa kamu lakukan adalah mempelajari kemampuan baru, mengikuti magang, membaca buku, bercocok tanam, dan lain-lain. Kegiatan berkebun atau bercocok tanam kini bisa dilakukan sendiri di rumah, istilahnya adalah urban farming. Beruntungnya, kamu bisa melakukan urban farming di rumah dengan lahan yang terbatas, lho!

Untuk kamu yang lagi bingung mau menggunakan waktu liburan akhir tahun untuk apa, mending belajar mengenai urban farming ini. Selain bisa menambah wawasan kamu juga tak perlu repot-repot lagi pergi ke pasar untuk membeli sayuran. Terdengar praktis dan sangat mengasyikkan, bukan? Mari simak artikel ini sampai habis untuk tahu lebih lanjut mengenai bercocok tanam di rumah.

Konsep Urban Farming

Konsep urban farming adalah kegiatan bercocok tanam di lingkungan dengan lahan terbuka dan terbatas. Nilai praktis ini membuatnya cukup populer di masyarakat, terutama di masa pandemi kemarin. Maka dari itu, kegiatan ini sangat cocok digunakan untuk mengisi waktu luang, apalagi jika kamu sedang mencari kegiatan agar produktif di tahun baru.

Baca juga: Kegiatan Produktif Saat Liburan Nataru di Rumah Aja

Namun, urban farming di rumah tak hanya sekedar kegiatan bercocok tanam untuk mengisi waktu luang saja. Bahkan, kegiatan ini juga dapat membantu menciptakan suasana yang asri, terutama di kawasan perkotaan yang pengap dan penuh polusi. Apalagi saat ini wilayah hijau sudah makin berkurang. Selain itu, lahan pertanian dan perkebunan juga sudah banyak yang tercemar karena penggunaan bahan-bahan kimia yang berlebihan.

Namun, konsep urban farming berbeda. Pasalnya, karena lahan yang digunakan tidak terlalu besar, kamu jadi tidak perlu menggunakan bahan-bahan anorganik, seperti pestisida, pupuk kimia, dan lain-lain yang dapat mencederai lingkungan. Pada akhirnya, kegiatan bercocok tanam ini justru akan menghasilkan tanaman yang lebih sehat, Selain itu, urban farming di rumah juga memiliki peluang bisnis yang dapat kamu manfaatkan jika kamu punya jiwa-jiwa entrepreneur yang mahir memanfaatkan kesempatan.

Jenis Urban Farming

Jenis urban farming dapat dibagi menjadi beberapa, tergantung pada tempat pemanfaatan lahannya. Buat kamu yang tertarik untukbercocok tanam di rumah, yuk periksa beberapa tempat yang bisa kamu manfaatkan sebagai lahan ini.

1. Backyard Garden

Backyard garden merupakan jenis urban farming.
Backyard garden merupakan jenis urban farming. (Gambar Mike B via Pexels)

Sesuai namanya, backyard garden berarti pemanfaatan lahan di pekarangan belakang rumah untuk dijadikan tempat tempat bercocok tanam. Kamu mungkin kerap menyaksikan latar seperti ini saat sedang menonton film luar negeri. Biasanya, lahan belakang rumah digunakan untuk menanam tanaman yang bisa dikonsumsi, seperti tomat, bayam, wortel, dan lain-lain.

Dengan demikian, saat musim panen tiba, kamu bisa memanfaatkan pundi-pundi tersebut untuk dikonsumsi. Alhasil, kamu bisa mengemat biaya pengeluaran untuk membeli bahan-bahan makanan. Bahkan, kamu juga bisa saling berbagi bahan makanan dengan para tetangga. Hal ini bisa kamu manfaatkan sebagai sarana untuk menjalin interaksi sosial dengan mereka. Sungguh mengasyikkan, bukan?

Baca juga: Bagaimana Interaksi Sosial yang Baik? Ini Tipsnya untuk Introvert

2. Rooftop Garden

Salah satu lahan di rumah yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan urban farming di rumah adalah atap. Jenis ini amat cocok buat kamu yang memiliki keterbatasan lahan, terutama bila kamu tinggal di daerah perkotaan. Akan tetapi, kamu tidak bisa sembarang bercocok tanam di atap rumah. Kamu perlu menyiapkan lahan dengan sedemikian rupa agar dapat ditanami.

3. Vertical Farms

Penanaman dengan teknik vertikal tidak serta merta berarti menanam tanaman yang kemudian diarahkan untuk tumbuh secara vertikal. Biasanya, teknik ini menggunakan rak ataupun penyangga, kemudian tanaman yang sudah diletakkan di dalam pot digantung berjejer di sana. Vertical farm ini dapat memberikan tampilan yang cantik untuk rumah kamu. Oleh karena itu, kerap kali teknik ini dikombinasikan dengan hidroponik ataupun akuaponik.

4. Greenwalls

Jika kamu pernah melihat dinding dengan penuh tanaman vegetasi, maka itulah yang disebut dengan greenwalls. Biasanya, jenis tanaman yang digunakan adalah tanaman rambat, seperti tanaman krokot, binahong, sirih belanda, tanaman photos, dan lain-lain. Metode ini mampu mengurangi panas matahari yang terserap oleh dinding, sehingga suhu di ruangan sekitar bisa lebih terkendali.

5. Greenhouse

Istilah greenhouse mungkin lebih akrab dengan sebutan rumah kaca. Menurut laman Cermati, ini adalah sebuah bangunan untuk memberdayakan tanaman tertentu yang tidak selaras dengan iklim setempat. Umumnya tanaman yang cocok dibudidayakan di sini adalah tanaman hias, serta beberapa jenis buah dan sayuran.

Langkah Memulai Urban Farming di Rumah

Untuk memulai bercocok tanam di lahan terbatas menggunakan konsep urban farming, sebenarnya tak banyak hal yang perlu kamu persiapkan. Namun, kamu tetap perlu memerhatikannya biar gak gagal nantinya. Mari simak langkah-langkahnya berikut ini!

Menentukan Tanaman Apa yang Akan Digunakan

Langkah pertama yang harus kamu lakukan sebelum mulai melakukan urban farming adalah menentukan tanaman apa yang akan kamu gunakan untuk melakukan urban farming di rumah. Penting juga untuk mempelajari suatu tanaman secara lebih mendalam, seperti bagaimana cara perawatannya yang benar dan lain sebagainya. Selain itu, penting juga untuk menentukan tujuan dari melakukan urban farming, apakah kamu hanya ingin melakukannya untuk mengisi waktu luang saja, untuk mempercantik rumah, untuk menghasilkan bahan masakan sendiri, atau untuk bisnis.

Menentukan Tempat yang Akan Digunakan

Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah manakah tempat yang cocok. Setelah kamu melihat beberapa jenis urban farming yang MinCheck berikan tadi, kira-kira kamu sudah menentukan pilihan belum? Jika kamu tinggal di perkotaan dan tak punya lahan yang mencukupi, mungkin kamu bisa mempertimbangkan rooftop garden. Sementara itu, jika kamu punya lahan yang mencukupi dengan tanah yang subur, backyard garden bakal jadi opsi yang cocok buat kamu.

Menyiapkan Sarana dan Prasarana untuk Pembuatan dan Perawatan

Sarana dan prasarana perlu disiapkan untuk menanam dan merawat tanaman ketika melakukan urban farming di rumah.
Sarana dan prasarana perlu disiapkan untuk menanam dan merawat tanaman ketika melakukan urban farming di rumah. (Gambar cottonbro studio via Pexels)

Langkah terakhir yang mesti kamu lakukan sebelum melakukan urban farming menyiapkan berbagai hal yang diperlukan, termasuk lahan, serta alat dan bahan untuk pembuatan dan perawatan. Beberapa hal yang perlu kamu perhatikan adalah media yang dipakai untuk menanam dan pengairannya. Sementara itu, untuk perawatannya sendiri, kamu dianjurkan untuk menggunakan bahan-bahan organik. Hal ini dikarenakan konsep dari kegiatan bercocok tanam ini menggunakan lahan terbatas dan berusaha menghadirkan tanaman yang lebih sehat.

Keuntungan Urban Farming di Rumah

Menghadirkan tanaman di sekitar kamu memang gak ada ruginya. Bahkan, kamu bakal cenderung menuai keuntungan jika melakukannya. Begitu pula jika kamu melakukan urban farming, berbagai keuntungan dan manfaat akan menghampiri kamu. Berikut merupakan beberapa keuntungan urban farming yang bakal kamu dapatkan.

Bahan Makanan yang Lebih Sehat

Salah satu keunggulan dari urban farming untuk tanaman pangan adalah hasil panennya yang lebih sehat. Namun, hal ini hanya dapat diraih apabila kamu menggunakan bahan perawatan yang aman, terutama organik. Bahkan, salah satu keunggulan dari penanaman mandiri seperti ini adalah kemampuan kamu untuk dapat terus mengawasi tanaman tersebut. Jadi, bisa dibilang kalau bercocok tanam di rumkah bakal meningkatkan gaya hidup sehat kamu.

Menekan Pengeluaran

Keuntungan urban farming yang selanjutnya adalah menurunnya biaya pengeluaran untuk keperluan dapur. Tentunya kamu akan merasakan hasil yang signifikan ketika menemui masa panen karena tidak perlu membeli bahan-bahan makanan lagi di tempat lain. Bahkan, jika kamu berorientasi ke bisnis, urban farming di rumah justru bakal mendatangkan cuan untuk kamu, lho. Tertarik untuk memanfaatkan peluang bisnis yang satu ini?

Baca juga: 5+ Identifikasi Peluang Bisnis ala Hafiz Kasman, Yuk Tiru!

Ikut Andil dalam Menciptakan Lingkungan yang Lebih Sehat

Dengan melakukan urban farming di rumah, kamu secara langsung ikut serta dalam membangun lingkungan sekitar yang lebih sehat. Semua yang kamu tanam hanya akan memberikan dampak positif untuk lingkungan, terutama jika kamu tidak menggunakan bahan-bahan kimia untuk merawat tanaman tersebut. Contoh manfaat yang bisa dihasilkan tanaman adalah memproduksi oksigen yang dapat memerangi polusi udara, mengendalikan suhu lingkungan, dan lain-lain.

Kekurangan Urban Farming

Sebenarnya tidak banyak kekurangan dari kegiatan bercocok tanam yang kamu lakukan di rumah. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan jika kamu dapat merasakannya. Berikut adalah beberapa contoh skenario yang dapat terjadi:

  1. Potensi gagal yang dapat menyebabkan kerugian.
  2. Kemungkinan tanaman untuk busuk, gagal panen, dan lain-lain.
  3. Apabila tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan polusi udara, merusak pemandangan, dan lain-lain.

Penutup

Sekarang pastinya kamu sudah lebih paham mengenai bagaimana cara melakukan urban farming di rumah, bukan? Gimana, kamu sudah mulai tertarik untuk coba menerapkannya di rumahmu sendiri atau belum? Lumayan kan, kamu bisa menghemat pengeluaran untuk keperluan dapur dan bikin tampilan rumah kamu lebih aesthetic dengan bantuan dari tanaman yang kamu pelihara.

Biar kamu makin gampang dalam melakukan kegiatan ini maupun kegiatan lainnya, yuk coba buat susun to-do list menggunakan aplikasi DoCheck. Kamu bisa menyusun goals mengenai tahapan melakukan urban farming maupun kegiatan lain. Bahkan, kamu juga bisa mengundang teman kamu untuk melaksanakan project bersama.

Yuk, download aplikasi DoCheck di Play Store dan App Store dan mulai langkah kamu untuk jadi produktif sekarang juga!


Terbaru

Kategori

Scroll to Top