Komunikasi merupakan salah satu bagian dari interaksi sosial. Sebagai manusia, tentunya kamu gak pernah bisa jauh dari yang namanya berinteraksi dengan sesama makhluk hidup. Interaksi ini bisa dilakukan di berbagai tempat seperti rumah, sekolah, bahkan interaksi dengan orang asing sekali pun. Terdapat berbagai bentuk interaksi sosial yang biasanya dilakukan oleh manusia. Mungkin tanpa kamu sadari, kamu sedang melakukan interaksi sosial.
Lantas, apa sih yang dimaksud dengan interaksi sosial?
Perlu kamu ketahui, interaksi sosial adalah gabungan dari dua kata yaitu interaksi dan sosial. Interaksi adalah sebuah hubungan atau hal saling melakukan aksi, sementara itu sosial berarti masyarakat atau berhubungan dengan kepentingan umum.
Apabila ditarik benang merahnya, interaksi sosial adalah hubungan saling melakukan aksi di masyarakat. Bisa dibilang, hubungan ini adalah hubungan timbal balik di mana kedua pihak melakukan hal atau aksi yang sama. Interaksi ini juga bisa dimulai dengan komunikasi yang sederhana.
Baca juga: Cara Sederhana Meningkatkan Skill Komunikasi
Mungkin kamu bertanya-tanya, sebenarnya apa saja bentuk-bentuk interaksi sosial yang berlaku di masyarakat? Oleh karena itu, yuk simak ulasan dari MinCheck berikut ini dan pastikan kamu membaca sampai selesai ya, DoCheckers!
Bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial sangatlah beragam. Namun dalam kajian Sosiologi, terdapat 3 bentuk interaksi sosial. Bentuk interaksi tersebut antara lain seperti asosiatif, disosiatif, dan akomodatif. Agar kamu lebih paham dan mengenal lebih dalam, MinCheck akan jabarkan di bawah ini.
1. Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif
Interaksi sosial yang satu ini adalah interaksi sosial yang mengedepankan kepentingan bersama. Nah, contoh bentuk interaksi sosial asosiatif terbagi menjadi kerja sama, asimilasi, dan akulturasi.
- Kerja Sama
Sebagai makhluk sosial pastinya kamu pernah atau bahkan sering bekerja sama dengan orang lain, kan? Nah, kerja sama termasuk ke dalam asosiatif di mana kamu mengerjakan sesuatu secara gotong royong demi mencapai tujuan bersama.
Kerja sama ini bisa dilakukan antara individu atau kelompok. Misalnya nih, kamu dengan teman memiliki tujuan untuk melakukan presentasi pada mata pelajaran atau kuliah tertentu. Maka, kamu dan teman-temanmu membagi tugas dan bekerja sama agar presentasi kelompok dapat berjalan dengan lancar. Kerja sama ini juga bisa dilakukan di berbagai bidang seperti bisnis.
Baca juga: Wajib Tahu! 7+ Dos & Don’ts dalam Kerja Sama Bisnis
- Asimilasi
Asimilasi juga termasuk ke dalam salah satu bentuk interaksi sosial asosiatif. Secara garis besar, asimilasi adalah penyesuaian atau peleburan kebudayaan lama dengan kebudayaan yang baru. Dalam konteks ini, asimilasi memadukan dua atau lebih kebudayaan yang berbeda. Bentuk interaksi sosial yang satu ini akan terbentuk apabila terjadinya interaksi atas dasar toleransi.
Contoh asimilasi adalah baju koko. Perlu kamu ketahui kalau baju koko adalah perpaduan antara budaya Cina dan Islam. Asimilasi ini dapat terbentuk karena adanya sikap toleransi dan keterbukaan sehingga dapat memadukan dua kebudayaan dan membentuk kebudayaan yang baru.
- Akulturasi
Selanjutnya adalah akulturasi, yaitu percampuran dua kebudayaan atau lebih dan saling memengaruhi. Namun, proses masuknya kebudayaan baru tidak menghilangkan kebudayaan lama yang sudah terbentuk.
2. Bentuk Interaksi Sosial Disosiatif
Disosiatif lebih mengarah pada perpecahan. Bentuk-bentuk dari interaksi sosial disosiatif di antaranya seperti kompetisi, kontravensi, dan konflik. Simak ulasan MinCheck mengenai contoh bentuk interaksi sosial disosiatif di bawah ini.
- Kompetisi
Sesuai dengan namanya, bentuk interaksi sosial ini adalah persaingan antara individu atau kelompok demi tujuan tertentu, misalnya untuk mendapatkan keuntungan. Contoh hal simpel dari kompetisi seperti perlombaan, di mana kamu melakukan interaksi sosial dengan orang lain agar kamu menjadi juara. Namun dalam konteks ini, persaingan dilakukan secara sehat ya, DoCheckers. Dalam artian, kamu melakukan persaingan tanpa melakukan kekerasan.
- Kontravensi
Dalam ilmu Psikologi, kontravensi adalah proses persaingan yang ditandai dengan perasaan tidak suka yang disembunyikan. Selain itu, bentuk interaksi sosial kontravensi juga ditandai dengan adanya sikap penolakan dan penyangkalan dalam masyarakat. Bentuk interaksi sosial kontravensi contohnya seperti penyebaran atau gosip yang tidak benar mengenai seseorang karena adanya ketidaksukaan terhadap orang tersebut. Misalnya, ada seseorang yang menyebarkan isu kurang sedang terhadapmu karena kamu memiliki skill yang oke di kantor. Contoh ini juga dinamakan sebagai kontravensi intensif.
- Konflik
Berbeda dengan kompetisi yang dilakukan secara sehat, konflik adalah pertentangan antara individu atau kelompok yang bahkan disertai dengan kekerasan. Biasanya pertentangan atau konflik ini bisa terjadi karena adanya pertentangan dan perbedaan paham antara anggota masyarakat.
3. Akomodasi
Akomodasi adalah interaksi sosial yang muncul sebagai hasil dari perselisihan. Tujuan dari adanya akomodasi salah satunya untuk mengatasi perselisihan atau kesulitan akibat adanya konflik. Nah, Akomodasi terdiri dari koersi, kompromi, konsiliasi, arbitasi, mediasi, dan ajudikasi. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan MinCheck di bawah ini ya, DoCheckers!
- Koersi
Koersi adalah bentuk akomodasi yang menggunakan tekanan sehingga salah satu pihak yang berinteraksi berada di dalam keadaan lemah. Tentu saja tekanan ini dibuat untuk mengakhiri pertentangan atau konflik yang sedang berlangsung. Sebagai contoh, adanya genjatan senjata dalam perang untuk membuat lawan lemah.
- Kompromi
Lain halnya dengan koersi, kompromi menggunakan jalan damai untuk mengakhiri suatu konflik atau perselisihan. Contoh sederhana dari kompromi adalah kompromi yang dilakukan antara penjual dan pembeli di dalam sebuah transaksi. Proses tawar menawar hingga mendapat harga “deal” termasuk contoh kompromi sederhana.
- Konsiliasi
Konsiliasi adalah sebuah usaha untuk mempertemukan pihak yang berselisih sehingga menemukan jalan tengah. Bentuk interaksi sosial yang satu ini mengedepankan keinginan kedua belah pihak hingga terbentuknya kesepakatan bersama.
- Arbitrasi
Melalui arbitrasi, muncul pihak ketiga yang menjadi penengah yang membantu meredakan pertentangan atau konflik yang sedang terjadi. Biasanya, pihak ketiga ini memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan dengan pihak yang sedang berselisih.
- Mediasi
Mediasi hampir mirip seperti arbitrasi, namun dalam hal ini pihak ketiga bersifat netral. Keputusan akhir dari perselisihan bergantung pada pihak yang sedang berkonflik.
- Ajudikasi
Nah, kalau akomodasi yang satu ini menempuh jalur hukum untuk menyelesaikan sebuah konflik. Jadi, pihak yang berselisih atau berkonflik melakukan proses penyelesaian masalah melalui meja hijau.
Penutup
Ternyata bentuk interaksi sosial sangat beragam ya, DoCheckers? Mungkin secara tidak sadar kamu pernah atau sering melakukan berbagai bentuk-bentuk interaksi sosial yang MinCheck sebutkan di atas.
Apalagi kalau kamu seorang pelajar atau mahasiswa, pastinya interaksi sosial seperti kerja sama kerap kamu lakukan bersama teman-temanmu. Biasanya, apa sih yang mempermudah jalannya sebuah kerja sama?
Kalau menurut MinCheck, kamu perlu bantuan aplikasi yang mumpuni untuk mempermudah berkolaborasi dengan teman. Yup, social to do list app DoCheck jawabannya! Kamu bisa membuat group goals bersama teman sehingga kamu tetap bisa melakukan interaksi sosial meski sedang berjauhan.
Aplikasi DoCheck cocok banget untuk kamu yang ingin berbagi informasi, pengetahuan, bahkan kerja sama melalui sebuah goal. Melalui to do list, kamu bisa merinci hal-hal apa saja yang perlu kamu lakukan sehingga goals-mu menjadi mudah tercapai.
Baca juga: Goals Recommendation: Bisa Bantu Capai Life Goals!
Kamu pun bisa berinteraksi dengan memaksimalkan fitur komentar di aplikasi DoCheck. Sangat membantu banget ya, DoCheckers? Oleh karena itu, yuk segera download aplikasi Docheck di Play Store dan App Store secara gratis. Setelah download jangan lupa membuat goals dan bagikan ke teman, ya! Yuk produktif bareng DoCheck!