Untuk generasi Z yang sebentar lagi wisuda atau lulus dari pendidikan sarjana, hal pertama yang bikin overthinking mungkin adalah pilihan karier. Mungkin kamu masih bingung bagaimana cara memilih karier yang tepat. Atau mungkin merasa tidak ada waktu untuk memikirkannya matang-matang karena desakan setelah lulus adalah mendapatkan pekerjaan. Meski sebenarnya hal ini tidak selalu benar, tapi masyarakat pada umumnya mengasosiasikan berkuliah sebagai satu tahap menuju kemudahan mencari pekerjaan. Padahal praktiknya tidak sesederhana itu.
Baca juga: Masa Transisi dari Kuliah ke Dunia Kerja, Harus Ngapain?
Dalam perkuliahan, tidak semua mahasiswa bisa langsung mengantongi pengalaman kerja yang cukup untuk melamar pekerjaan. Namun, buat kamu yang masih di awal masa perkuliahan bisa mencoba untuk membuat portofolio sesuai jurusan atau kemampuan yang ingin kamu kembangkan. Tentu, memilih karier sangatlah personal. Tidak ada saran yang berbentuk seperti kamu harusnya memilih karier A, kamu harus memilih B, dan semacamnya. Oleh karena itu, dalam hal ini kamu juga perlu untuk mengenali diri sendiri.
Tips Memilih Karier yang Tepat untuk Gen Z
Berikut ini tips dari MinCheck untuk memilih karier, simak berikut ini dan baca sampai selesai, ya!
Memilih Karier Berdasarkan Kebiasaan
Memilih karier yang tepat bisa dengan mempelajari apa kebiasaan yang kamu sukai. Apa saja kegiatan yang membuat dirimu benar-benar bersemangat? Hal ini sangat bervariasi tiap orangnya. Bisa jadi temanmu sangat bersemangat dengan pekerjaan mengetik karena saat mendapatkan tugas makalah dia merasa sangat menikmati proses mengetiknya. Atau kamu mungkin suka bermain game dan bersemangat dengannya hampir setiap hari. Kamu juga bisa membawa ini sebagai pilihan karier.
Tidak hanya kebiasaan yang bisa jadi pekerjaan, kamu juga bisa melihat kebiasaanmu dalam berpikir. Apakah kamu biasanya lebih suka menganalisis atau lebih suka sesuatu yang sudah ada arahan detailnya. Atau mungkin kamu seseorang yang sangat suka mengeksplorasi banyak hal, kamu mungkin merasa cocok dengan banyak pekerjaan. Hal ini juga wajar adanya. Kamu bisa memikirkannya berbagai pilihan karier. Pada akhirnya, tidak ada saran yang tepat kecuali saran yang berasal dari seseorang yang sangat mengerti seperti apa dirimu.
Kamu bisa memikirkan ini sambil menulisnya. Kamu juga bisa mengikuti beberapa assesment test yang hasilnya menunjukkan karier yang tepat sesuai jawabanmu. Kamu juga bisa melakukan semuanya sebagai langkah-langkah menentukan karier. Mulai dari membangun kebiasaan yang baik, memahami kebiasaan yang paling sesuai dengan diri, sampai mengikuti assesment test karier. Menurut Great Day HR, asesmen karir sangat penting karena bisa mengurangi kebingunganmu, membuka wawasanmu tentang karier, dan membuatmu bisa menentukan keterampilan yang harus dikembangkan.
Baca juga: Cara Asik dan Praktis Buat Career Plan, Yuk Dicoba!
Tidak Yakin Sudah Memilih Karier yang Tepat
Menurut Wait But Why fase ini ibarat kamu seorang CEO yang tidak dipatuhi staffmu sendiri. Untuk mengatasinya, kamu bisa mencoba untuk mengingatkan diri sendiri tentang apa akibat dari tidak mengambil langkah. Mungkin kamu juga bisa menanyakan kepada dirimu seperti ini.
“Apa yang membuatku kesulitan memilih atau memutuskan pilihan?”
“Apa jadinya jika aku tidak pernah mencoba?”
“Apakah aku hanya ragu, atau memang pilihanku ini bukan yang kuperlukan?”
Saat mendapatkan jawabannya kamu bisa percaya diri untuk memulainya sambil berusaha mengenali diri lagi. Tidak ada salahnya untuk memiliki keraguan, tapi pada umumnya kamu akan lebih mudah memulainya daripada mempertahankannya.
Baca juga: Cara Memulai Karier Lintas Jurusan
Gen Z Memilih Karier Sejak Berkuliah
Berdasarkan insight dari Yello, seperempat mahasiswa Gen Z memulai pencarian kerja pada tahun pertama atau kedua perkuliahan, dan setengahnya memulai tahun pertama dan pada akhir tahun perkuliahan (senior). Hanya satu dari sepuluh yang menunggu sampai lulus. Jadi, kebanyakan Gen Z sudah memilih karier sebelum lulus dari perkuliahan. Ini menjadi nilai yang bagus. Kamu bisa mengeksplor lebih banyak hal dengan mencobanya lebih awal.
Namun, apabila memilih dan menentukannya di fase masih belum begitu yakin pada nilai diri yang dibawa, ini bisa membuatmu berganti-ganti pekerjaan. Tidak apa untuk mengalaminya, karena masih ada banyak waktu untuk menentukan karier yang sebenarnya. Kamu juga bisa meminta saran orang dewasa atas pilihan-pilihan yang kamu buat mengenai pilihan-pilihanmu.
Sekarang tidak sedikit perusahaan yang semakin menyesuaikan jenis pekerjaan dengan cara kerja Gen Z. Misalnya, tim dalam perusahaan yang dibuat ‘berjiwa muda’, atau perusahaan yang memfleksibelkan jam kerja, atau misalnya perusahaan yang tidak membatasi pekerja Gen Z untuk mengikuti banyak kegiatan di luar pekerjaannya. Akan tetapi, apabila kamu memilih untuk melakukan banyak hal di luar pekerjaan, pastikan juga pekerjaanmu tidak akan terganggu. Membuat dirimu dikenal sebagai pekerja yang baik juga bisa menjadi investasi yang baik untuk masa depan.
Baca juga: Tips Menghadapi Hari Pertama Kerja, Apa Saja?
Memilih Karier yang Tepat dengan Mencari Tahu
Ibarat memilih makanan, kamu bisa memilih mau makan apa hari ini kalau tahu apa saja pilihan makanannya. Selanjutnya, kamu bisa mempertimbangkan rasa apa yang cocok atau makan bersama siapa. Selain itu mungkin kamu juga memilihnya dengan memikirkan apa yang kemarin sudah kamu makan?
Sama halnya dengan makanan, karier juga bisa kamu pilih dengan mencari tahu apa saja pekerjaan yang sekarang tersedia, perusahaan mana saja yang membuka lowongan dan pekerjaan mana saja yang cocok untukmu. Kamu bisa mencari tahu tentang pekerjaan ini di Glints, LinkedIn, atau laman pencari kerja lainnya. Memilihnya mungkin membuat kamu frustasi, kamu bisa saja ‘asal melamar’, tapi pastikan saat menerima pekerjaannya kamu benar-benar tahu bagaimana mengerjakan jobdesc yang kamu pilih.
Baca juga: 6 Langkah Jitu untuk Persiapkan Kariermu
Setelah Memilih Karier yang Tepat
Setelah akhirnya menggeluti karier yang kamu pilih, jangan hanya berfokus pada hasil pekerjaannya. Kamu juga bisa menulis apa saja kontribusi kamu selama bekerja. Kamu juga bisa mencatat bagaimana perasaanmu atas kontribusi itu. Catatan ini akan membuatmu semakin memahami seperti apa dirimu. Apabila karier itu kamu rasa sangat tepat, mungkin kamu bisa mulai meningkatkan kemampuan dalam pekerjaan itu. Apabila masih merasa ragu, kamu bisa memakai perasaan ini sebagai pertimbangan saat kamu akan memilih pekerjaan ini lagi nantinya.
Mungkin kalau MinCheck bisa rangkum sedikit apa yang Norman Bacal bicarakan, menurutnya memilih karier atau perjalanan hidup itu seperti naik perahu di sungai. Kamu bisa terbalik kapan saja kalau airnya sedang tidak bersahabat. Kamu juga bisa memilih kapal (memilih karier yang tepat) yang seperti apa, sungai mana, dan bersama siapa kamu ingin mengendarainya–sendiri pun tidak masalah. Saat kapal itu terbalik, kamu pasti akan terjun ke dalam airnya dan berusaha untuk naik. Kamu bisa mendapatkan kapal lainnya atau terus hanyut sampai menemukan kapal yang lain. Hal baiknya, menurut MinCheck, kamu bisa berhenti ke tepian dan membuat kapal sendiri.
Berhenti ke tepian ini analogi dari menciptakan lapangan pekerjaan. Untuk kamu yang memilih tetap berada di sungai dan tidak menepi, kamu cukup berusha menajamkan mata mencari perahu yang bisa kamu gunakan. Sungai yang kamu lewati ini tidak sesepi yang kamu bayangkan. Akan selalu ada perahu yang bisa kamu naiki di mana-mana. Lowongan pekerjaan pada masa kini sudak tidak sesulit era awal industri. Kamu hanya perlu memperhatikan kesempatan yang ada lebih jeli.
Selanjutnya, kamu bisa mulai memilih karier yang tepat dengan membuat to do list di aplikasi DoCheck. Kamu bisa menggunakan template dari Ananza Prili untuk menentukan karier. Aplikasi DoCheck bisa kamu download secara gratis di Play Store dan App Store.
Baca juga: 7 Pekerjaan yang Menjanjikan dan Banyak Diperlukan